Search
Close this search box.

We are creating some awesome events for you. Kindly bear with us.

EKSKLUSIF! Taktik Atasi Pelik Bikin Inovasi di Teknologi Medis

Kemajuan teknologi medis (medtech) telah memperbarui berbagai perangkat, peralatan, cara diagnosis, dan sistem informasi kesehatan. Perkembangan teknologi telah mengubah layanan perawatan kesehatan yang lebih efektif dengan kemampuan deteksi dini, prosedur yang tidak terlalu invasif, dan teknik terapi yang lebih baik.

Inovasi medis telah memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi, meningkatkan produktivitas, dan mengoptimalkan perawatan pasien. Teknologi seperti robot bedah hingga aplikasi yang memantau parameter biologis telah membantu tenaga kesehatan mendeteksi dan mengobati berbagai penyakit dan mengurangi biaya perawatan kesehatan secara keseluruhan. Pemanfaatan data pasien juga membuka lebih banyak peluang untuk memberikan perawatan yang lebih personal. Berbagai perangkat kesehatan kini bisa mengumpulkan miliaran poin data.

Terlepas dari segala kemajuan yang terjadi, perusahaan teknologi medis mesti menghadapi berbagai tantangan ketika meluncurkan inovasi. Mereka mesti berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan dan tingkat akurasi alat dan inovasi yang diberikan, peningkatan biaya saat proses adopsi, serta regulasi yang ketat yang membutuhkan pemeriksaan hasil dan bukti cermat.

Oleh karena itu, ketika mengembangkan teknologi baru untuk layanan perawatan kesehatan, perusahaan perlu menilai potensi dampak secara keseluruhan. Agar tetap kompetitif, bisnis harus mempertimbangkan kembali sistem perusahaan, portofolio produk, strategi operasi, dan kompetensinya.

COVID-19 dan akselerasi medtech

Setelah berkecimpung selama lebih dari satu dekade di bidang teknologi kesehatan, Rina Lim, Kepala (Asisten Direktur), Center for Innovation in Healthcare (CIH), NUHS melihat industri kesehatan Singapura telah berkembang pesat. Keberhasilan ini merupakan investasi di bidang sains dan teknologi yang dilakukan negara itu sejak tahun 1990-an. Dengan dukungan ahli yang kuat, sistem kesehatan Singapura kini diarahkan untuk mengadopsi dan menerapkan solusi dan inovasi yang dapat meningkatkan layanan kesehatan masyarakat.

“Saya kira 15 tahun pertama telah membangun fondasi yang kuat. Setelah itu, kami beralih dari penelitian dasar ke lebih banyak penerjemahan dan inovasi. Di Front Nasional, kita telah beralih dari penelitian dasar ke inovasi menuju komersialisasi,” terangnya dalam wawancara dengan Mohit Sagar, CEO dan Pemimpin Redaksi di OpenGov Asia.

Tak dipungkiri, pandemi COVID-19 telah mempercepat evolusi yang terjadi di industri kesehatan, tak terkecuali di Singapura. Rina melihat banyak startup yang mulai mengembangkan perangkat robot dan menggunakan AI untuk meningkatkan produktivitas, menghapus tugas berulang, dan mengurangi tugas yang dikerjakan secara manual.

Selama periode COVID-19, mereka mengubah kantor pusat menjadi platform bagi industri dan startup yang mencoba berinovasi di sistem perawatan kesehatan. Menurutnya, beberapa perusahaan berusaha menciptakan robot telepresence atau robot desinfeksi UV misalnya. Dengan robot telepresence ini, pasien bisa berkonsultasi tanpa melakukan kontak langsung dengan pasien. Saat itu, hal ini penting untuk melindungi tenaga profesional perawatan kesehatan.

Selama pandemi, CIH membantu memfasilitasi penyebaran beberapa inovasi perawatan kesehatan seperti robot telepresence untuk konsultasi telehealth. Mereka juga telah memvalidasi beberapa inovasi perawatan kesehatan, misal untuk melakukan tes darah, asisten AI untuk pencitraan, dan sebagainya.

Beberapa inovasi teranyar lain di bidang medis adalah soal pil pintar yang dilengkapi dengan sensor yang diklaim aman untuk masuk ke dalam pencernaan. Pil ini digadang-gadang digunakan untuk melacak berbagai matriks kesehatan, operasi jarak jauh, dll.

Bagi Rina, instansi yang akan melakukan adopsi inovasi perlu untuk memiliki gambaran tujuan akhir yang jelas. Untuk apa data yang akan dikumpulkan itu, mereka harus bisa menjawab apa sebenarnya yang mereka coba atasi. Pada akhirnya, Rina menekankan semua inovasi yang hadir mesti dievaluasi atas kejelasan dampak dan manfaat yang diberikan.

Hal serupa perlu diterapkan ketika berbicara soal penggunaan AI di industri medis. Menurutnya, AI mesti diperlakukan sebagai data penyokong. Namun, keputusan akhir mesti tetap dipegang oleh para perawat kesehatan profesional.

Tantangan inovasi medis

Membawa teknologi medis dari laboratorium menjadi produk komersial tidaklah mudah. Menurut Rina, ada empat komponen yang harus dilalui sebuah produk medis: ide awal, prototipe, adopsi dan komersialisasi, serta regulasi.

Menurut Rina, tiap fase memiliki tentangan tersendiri. Sistem perawatan kesehatan memerlukan bukti klinis lewat uji klinis yang valid. Imbasnya, iterasi pembuatan prototipe desain perlu pengujian yang panjang sebelum akhirnya masuk ke proses manufaktur. “Proses dari prototipe penelitian menuju pembuatan prototipe punya celah dan jembatan yang cukup sulit untuk diseberangi,” tuturnya.

Selain itu, peraturan untuk peralatan dan produk di sektor ini dilindungi oleh peraturan yang ketat lantaran berkaitan dengan hidup dan mati seseorang. Setelah itu, tantangan selanjutnya ada di tahap adopsi. Perlu upaya lebih keras untuk menyosialisasikan inovasi kesehatan karena orang-orang cenderung lebih konservatif di industri kesehatan. Selain itu, biaya adopsi yang tinggi pun akan berpengaruh pada beban operasional.

Tantangan terakhir adalah komponen bisnis. “Para pebisnis pemula dan inovator harus membuat model bisnis yang sehat dan target pasar yang tepat. Jadi, mereka benar-benar perlu melakukan pemikiran mendalam dan proses berulang untuk menjawab tantangan ini.”

Rina mengungkap membuat inovasi bukanlah perjalanan tunggal, sebab perlu banyak komponen dan keahlian berbeda yang berkolaborasi untuk menyukseskan perjalanan yang dilakukan. Dalam industri medis, beberapa bagian yang perlu dilibatkan adalah teknologi klinis, mitra komersial, mencocokkan mitra inovasi, dan pengguna klinis. Untuk mendukung keberhasilan kemitraan, maka perlu ada solusi yang saling menguntungkan. Untuk itu, CIH selalu mendorong kolaborasi dengan memfasilitasi kerja sama internal organisasi dengan pihak eksternal.

Menurut Rina, di CIH, mereka mencoba membuat ekosistem untuk berbagai mitra yang berbeda agar mereka bisa masuk dan memberikan saran. Mereka menampung ide dari mahasiswa kedokteran, inovator, mitra teknik, dan berbagai keahlian lain. Ide-ide itu lantas diterjemahkan menjadi sebuah MVP (minimum viable product), dan akhirnya bisa layak diproduksi secara massal.

Tim internal CIH sendiri memiliki ruang untuk inovasi, di mana mereka bekerjasama dengan startup dan mitra untuk duduk bersama. Harapannya, siapapun bebas masuk dan melontarkan ide di ruangan itu. Lantas, agar produk tersebut selaras dengan aturan yang ada, mereka juga memiliki jejaring dengan regulator yang akan memberikan saran agar pengembangan produk bisa sejalan dengan aturan pemerintah.

Untuk mempercepat produksi, hal itu dilakukan sembari mereka menyelesaikan produk akhir. Mereka pun memiliki manajer pengembangan bisnis yang membantu mengelola komunitas dan ekosistem para ahli yang mereka miliki.

Dukung inovasi lewat LKYGBPC

Rina menganggap Singapura memiliki potensi sebagai katalisator inovasi yang tepat untuk mendukung inovasi kesehatan. Inovasi di bidang ini membutuhkan berbagai keterampilan berbeda. Singapura punya potensi jejaring mentor dan pakar yang kuat dan bisa dimanfaatkan dengan mudah.

Tahap selanjutnya adalah membuat inovasi muncul dan bertumbuh secara natural. “Kita harus mencoba membangun budaya masif di mana semua orang berjalan dan berbicara tentang inovasi. Bukan meminta mereka mempresentasikan untuk melakukan inovasi, bukan. Tapi kita harus mencapai tahap yang mendukung inovasi muncul secara alami. Setiap kali muncul masalah persaingan, Anda muncul dengan inovasi.”

Sebagai salah satu wanita yang berkecimpung di dunia teknologi, Rina percaya keterlibatan perempuan di bidang ini bakal lebih terbuka lebar ke depan. Sebab, saat ini, kesempatan yang sama bagi anak laki-laki dan perempuan untuk dididik tentang teknologi sudah terbuka lebar. Pendidikan STEM pun kian gencar dilakukan. Meski demikian, pada akhirnya, pilihan pekerjaan kembali tergantung pada minat tiap orang dan kita harus memisahkan ini dari pekerjaan khusus gender tertentu.

Meski demikian, ia mengakui keragaman pendapat, pengalaman, dan latar belakang diperlukan dalam memecahkan masalah dan menciptakan solusi. “Akan selalu ada perbedaan kelompok usia, latar belakang yang berbeda, suku bangsa, dan jenis kelamin. Kita mesti mengenali kekuatan dan kelemahan masing-masing individu alih-alih melihatnya sebagai masalah gender,” tutupnya.

PARTNER

Qlik’s vision is a data-literate world, where everyone can use data and analytics to improve decision-making and solve their most challenging problems. A private company, Qlik offers real-time data integration and analytics solutions, powered by Qlik Cloud, to close the gaps between data, insights and action. By transforming data into Active Intelligence, businesses can drive better decisions, improve revenue and profitability, and optimize customer relationships. Qlik serves more than 38,000 active customers in over 100 countries.

PARTNER

CTC Global Singapore, a premier end-to-end IT solutions provider, is a fully owned subsidiary of ITOCHU Techno-Solutions Corporation (CTC) and ITOCHU Corporation.

Since 1972, CTC has established itself as one of the country’s top IT solutions providers. With 50 years of experience, headed by an experienced management team and staffed by over 200 qualified IT professionals, we support organizations with integrated IT solutions expertise in Autonomous IT, Cyber Security, Digital Transformation, Enterprise Cloud Infrastructure, Workplace Modernization and Professional Services.

Well-known for our strengths in system integration and consultation, CTC Global proves to be the preferred IT outsourcing destination for organizations all over Singapore today.

PARTNER

Planview has one mission: to build the future of connected work. Our solutions enable organizations to connect the business from ideas to impact, empowering companies to accelerate the achievement of what matters most. Planview’s full spectrum of Portfolio Management and Work Management solutions creates an organizational focus on the strategic outcomes that matter and empowers teams to deliver their best work, no matter how they work. The comprehensive Planview platform and enterprise success model enables customers to deliver innovative, competitive products, services, and customer experiences. Headquartered in Austin, Texas, with locations around the world, Planview has more than 1,300 employees supporting 4,500 customers and 2.6 million users worldwide. For more information, visit www.planview.com.

SUPPORTING ORGANISATION

SIRIM is a premier industrial research and technology organisation in Malaysia, wholly-owned by the Minister​ of Finance Incorporated. With over forty years of experience and expertise, SIRIM is mandated as the machinery for research and technology development, and the national champion of quality. SIRIM has always played a major role in the development of the country’s private sector. By tapping into our expertise and knowledge base, we focus on developing new technologies and improvements in the manufacturing, technology and services sectors. We nurture Small Medium Enterprises (SME) growth with solutions for technology penetration and upgrading, making it an ideal technology partner for SMEs.

PARTNER

HashiCorp provides infrastructure automation software for multi-cloud environments, enabling enterprises to unlock a common cloud operating model to provision, secure, connect, and run any application on any infrastructure. HashiCorp tools allow organizations to deliver applications faster by helping enterprises transition from manual processes and ITIL practices to self-service automation and DevOps practices. 

PARTNER

IBM is a leading global hybrid cloud and AI, and business services provider. We help clients in more than 175 countries capitalize on insights from their data, streamline business processes, reduce costs and gain the competitive edge in their industries. Nearly 3,000 government and corporate entities in critical infrastructure areas such as financial services, telecommunications and healthcare rely on IBM’s hybrid cloud platform and Red Hat OpenShift to affect their digital transformations quickly, efficiently and securely. IBM’s breakthrough innovations in AI, quantum computing, industry-specific cloud solutions and business services deliver open and flexible options to our clients. All of this is backed by IBM’s legendary commitment to trust, transparency, responsibility, inclusivity and service.