Maraknya penggunaan smartphone dan pertumbuhan berbagai platform layanan perjalanan hingga pemesanan hotel digital telah memudahkan perjalanan wisata. Wisatawan bisa merencanakan, memesan, dan menikmati liburan mereka hanya lewat smartphone atau laptop mereka.
Kemajuan digital ini pun memaksa seluruh proses dan dinamika industri pariwisata untuk berubah. Pelaku di industri wisata mau tak mau mesti mengikuti perkembangan teknologi untuk meningkatkan kenyamanan dan hiburan wisatawan selama perjalanan mereka. Pemesanan online, situs web interaktif, dan pemasaran media sosial menjadi semakin lumrah.
Instansi pemerintah yang terlibat di sektor ini juga memanfaatkan alat digital canggih untuk mendapatkan fleksibilitas, pengawasan, dan efisiensi untuk mengelola operasi mereka. Tak terkecuali Filipina. Baru-baru ini, Presiden Filipina Bongbong Marcos Jr. menggadang-gadang industri pariwisata di negara itu sebagai alat potensial untuk keuntungan ekonomi.
Industri pariwisata tak sekadar sarana untuk mempromosikan pulau-pulau indah di negara tersebut. Tapi, dengan bantuan teknologi, sektor ini bisa menjadi landasan strategi pertumbuhan ekonomi Filipina. Presiden Marcos Jr. bahkan memasukkan sektor pariwisata ke dalam rencana induk pertumbuhan ekonomi negara.
Komitmen Filipina untuk industri wisata
Belum sampai sebulan menjabat, Presiden Filipina Bongbong Marcos Jr. telah menunjukkan dukungannya untuk pertumbuhan industri pariwisata. Ia menekankan perlunya menciptakan lingkungan dan infrastruktur yang mendukung lewat digitalisasi agar sektor ini bisa memberikan kontribusi fiskal bagi negara.
Sejalan dengan visi Presiden, Sekretaris Departemen Pariwisata, Maria Christina Garcia Frasco, dengan gigih mengadvokasikan digitalisasi dan kolaborasi antardepartemen. Selain mendorong kolaborasi internal, Departemen Pariwisata (DOT) juga melibatkan pemangku kepentingan eksternal. Mereka juga mendorong partisipasi warga negara untuk menjadikan Filipina sebagai tujuan utama para pelancong. Badan tersebut mengakui warga memiliki peran penting sebagai corong promosi pariwisata.
Untuk menunjang infrastruktur, DOT membuat kesepakatan penting dengan Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi (DICT). Mereka berkomitmen untuk meningkatkan konektivitas internet di berbagai lokasi tujuan wisata agar menjadi urat nadi kemajuan dan promosi industri pariwisata di Filipina.
Selain itu, DOT bertanggung jawab untuk mempromosikan dan membina pengembangan pariwisata sebagai salah satu pilar sosial ekonomi penting negara. Mereka mesti mendorong dan mengundang calon investor asing, serta menyebarkan manfaat pariwisata di sektor publik dan swasta.
Peta digitalisasi pariwisata
DOT lantas memprakarsai situs Bisita Be My Guest dari Departemen Pariwisata yang memberikan informasi seluruh destinasi wisata di Filipina. Tujuannya untuk menyediakan platform yang dapat diakses wisatawan untuk menjelajahi berbagai lokasi wisata dan sarana promosi guna mendorong pelancong untuk berkunjung. Situs ini terbentuk dari kolaborasi semua kantor regional DOT dan unit pemerintah daerah (LGU).
Menurut Paul Brian Lao, OIC, Divisi Teknologi Informasi, Departemen Pariwisata (DOT), Filipina, situs itu berhasil mendorong partisipasi masyarakat dalam mempromosikan pariwisata di Filipina. Sebab, pengguna yang mendaftar di situs ini bisa mendapat promo di berbagai destinasi wisata yang turut berpartisipasi dalam program diskon itu.
Dari sisi internal, Lao pun memimpin inisiatif untuk melakukan efisiensi. Mereka membuat rencana perampingan, penguatan, dan integrasi data dan sistem di Filipina. Rencana ini sudah dimulai di bawah pemerintahan mantan Presiden Benigno Aquino III.
Untuk pengelolaan data, Departemen Pariwisata bermigrasi ke data lake dan gudang. Mereka pun memanfaatkan AI untuk melakukan analisis bisnis. Kementerian ini pun mempercayakan penerapan aplikasi mereka pada teknologi cloud. Untuk menjamin ketersediaan layanan, mereka menerapkan strategi aktif-pasif. Dengan demikian, penyimpanan lokal berfungsi sebagai cadangan ketika terjadi gangguan dengan penyimpanan cloud. Strategi ini memastikan efisiensi dan keandalan maksimum dalam operasi di DOT.
Untuk meningkatkan layanan bagi para pelaku bisnis pariwisata, DOT berencana untuk meningkatkan sistem internal. Menurut Paul, peningkatan kolaborasi antar instansi pemerintah akan menjadi kunci kemajuan DOT untuk mendukung industri pariwisata. Saat agensi ingin meluncurkan layanan baru, integrasi sistem dan data dari berbagai agensi dibutuhkan untuk mempercepat proses.
Tahun ini, Divisi TI DOT akan fokus pada pengamanan infrastruktur dan sistem yang akan membantu strategi data mereka. Rencana ini telah disetujui oleh DICT sehingga mereka bisa membangun sistem untuk mempersingkat waktu pemrosesan layanan bisnis, termasuk akreditasi perusahaan terkait pariwisata.
Dalam industri yang bergerak cepat dan dinamis seperti pariwisata, tantangan lain yang dihadapi Paul adalah menjaga akurasi dan pembaruan data. Mereka sempat mencoba meningkatkan akurasi dan pembaruan data dengan menambah keterlibatan berbagai pemangku kepentingan. Namun, nyatanya hal ini malah menambah kerumitan pengelolaan. Kini, untuk memastikan akurasi, mereka memilih untuk melakukan audit rutin untuk pembersihan data dan memberikan informasi terbaru.
Masa depan pariwisata
AI, ML, augmented reality, virtual reality, analitik big data, dan blockchain saat ini dipandang sebagai teknologi yang dianggap bisa meningkatkan industri pariwisata dan kenyamanan pelanggan. AI dan ML dapat digunakan untuk menyesuaikan rencana perjalanan individu, menawarkan saran untuk tujuan wisata, aktivitas, dan akomodasi.
Keduanya juga dapat meningkatkan kemampuan pencarian dan mempercepat proses reservasi, membuatnya lebih cepat dan nyaman bagi konsumen untuk merencanakan dan memesan perjalanan mereka. Tur virtual bisa membuat pelancong merasakan dan memahami lokasi liburan yang mereka tuju sebelum melakukan pemesanan. Augmented dan virtual reality memungkinkan wisatawan untuk menjelajahi tujuan secara virtual, melihat lokasi dan atraksi yang ditawarkan, hingga belajar tentang sejarah dan budaya suatu tempat.
Kemudian, teknologi blockchain bisa meningkatkan keamanan, transparansi, dan kepercayaan dalam industri pariwisata. Teknologi ini bisa digunakan untuk memastikan keabsahan surat perjalanan hingga memungkinkan pembagian informasi sensitif yang aman antara pelancong dan penyedia layanan.
Analitik big data dapat membantu industri pariwisata lebih memahami perilaku dan selera pelanggan serta memberikan wawasan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman perjalanan secara keseluruhan dan meningkatkan efisiensi bisnis.
Pada akhirnya, kemajuan dalam teknologi terkait pariwisata menyediakan peluang yang berlimpah bagi para pemangku kepentingan di sektor ini. Ada banyak peluang bisnis global untuk dijelajahi, dan pemerintah harus bersiap untuk menghadapi lonjakan data, informasi, dan transaksi.