Search
Close this search box.

We are creating some awesome events for you. Kindly bear with us.

Eksklusif! Perluasan Penggunaan Teknologi Data untuk Meningkatkan Perawatan Kesehatan Modern

Menurut perusahaan konsultan internasional, Towers Watson, negara Singapura memiliki salah satu sistem perawatan kesehatan yang paling efektif di dunia dalam hal efisiensi keuangan dan kesejahteraan masyarakat. Sistem nasional di negara tersebut, diatur untuk menjamin bahwa setiap orang berhak mendapatkan akses yang terjangkau dan lancar untuk berbagai layanan kesehatan.

Kementerian Kesehatan Singapura berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan dasar yang mudah diakses dan berkualitas tinggi bagi semua orang. Untuk mendukung langkah tersebut, Singapura membuat Integrated Health Information Systems (IHiS), sebuah lembaga HealthTech yang didirikan untuk mengadopsi pendekatan terintegrasi dalam implementasi teknologi informasi sistem kesehatan publik.

IHiS menggunakan teknologi modern untuk melayani pasien. Saat ini mereka berfokus pada pemberian pengetahuan dan sumber daya kepada penduduk Singapura dalam mengelola kesehatannya dengan baik.

Data menyebutkan bahwa populasi lansia di Singapura diperkirakan akan mencapai 900.000 orang pada tahun 2030.  Melihat data tersebut, pemerintah Singapura menyadari bahwa di masay yang akan dating, kebutuhan perawatan kesehatan nasional harus menjadi prioritas utama, mengingat Singapura memiliki tingkat kelahiran yang semakin rendah.

Dalam konteks ini, tanggung jawab terhadap perawatan lansia akan menjadi prioritas utama. Untuk menghadapi tantangan di masa mendatang, dibutuhkan perawatan pencegahan yang holistik menggunakan teknologi.

Banyak hal yang bisa ditawarkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan dan perawatan kesehatan di Singapura, contohnya yaitu dengan meminimalisasi penggunaan kertas untuk menciptakan efisiensi kinerja administrasi, penerapan data yang terintegrasi (cloud computing) untuk merekam riwayat data pasien, serta penggunaan alat-alat medis yang dapat memberikan pelayanan secara jarak jauh.

Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa pengadopsian transformasi digital berbanding lurus dengan peningkatan keamanan siber. Kesadaran untuk meningkatkan infrastruktur keamanan siber juga harus menjadi prioritas. Dengan menerapkan hal ini, tentunya, pasien akan merasa aman sehingga dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap layanan kesehatan di Singapura.

OpenGov Breakfast Insight yang diselenggarakan pada tanggal 28 Juni 2023 di Voco Orchard, Singapore berfokus pada pengembangan teknologi data untuk meningkatkan inklusivitas dalam pelayanan dan perawatan kesehatan di Singapura yang berorientasi kepada pasien-sentris.

Salam Pembuka

Mohit Sagar∶ Pengimplementasian teknologi adalah langkah penting dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

Dalam sambutannya, Mohit Sagar, CEO dan Kepala Redaktur OpenGov Asia, memberikan ucapan terima kasih kepada para delegasi dari berbagai entitas, yang sudah meluangkan waktunya untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait transformasi digital dalam layanan kesehatan. Mohit percaya bahwa pertemuan tersebut merupakan salah satu langkah yang bisa dilakukan agar lebih siap dalam menghadapi transformasi digital. Mohit yakin bahwa langkah ini bisa meningkatkan pelayanan dan perawatan kesehatan di Singapura.

Selain itu, Mohit juga menekankan bahwa pengimplementasian teknologi data merupakan hal yang penting untuk dilakukan dan diadopsi saat ini. “Seiring dengan terus berkembangnya teknologi data, kita dapat mengadopsi teknologi tersebut untuk menciptakan pelayanan pasien yang lebih baik.”

Mengingat populasi lanjut usia yang diperkirakan akan mencapai 900.000 orang pada tahun 2030, dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi yang kuat antara pelayan kesehatan, pemerintah, dan mitra teknologi sangatlah penting. Pengadopsian data dan transformasi teknologi dapat membantu Singapura menghadapi masalah-masalah tersebut. Kolaborasi yang solid akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas perawatan, pengembangan inovasi, serta pengembangan kebijakan kesehatan yang lebih baik.

Penggunaan analisis data dan teknologi dapat membantu meningkatkan kualitas perawatan dengan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Pengamatan data nantinya dapat dianalisis untuk menghasilkan kesimpulan data sebagai basis pengambilan keputusan. Dengan demikian, pelayan kesehatan dapat mengurangi kesalahan medis, dan mempersonalisasi perawatan sesuai kebutuhan pasien.

Lebih jauh lagi, Mohit menjelaskan bahwa melalui pengadopsian data dan teknologi, Singapura dapat meningkatkan aksesibilitas dan inklusivitas perawatan kesehatan bagi semua individu. Teknologi seperti telemedicine misalnya, dapat mengatasi kendala geografis dan meningkatkan akses ke layanan kesehatan jarak jauh. “Pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, sebab dokter akan memeriksa dari jarak jauh melalui teknologi kecerdasan buatan (AI),” ucapnya.

Akan tetapi, Mohit juga mengingatkan bahwa transformasi di teknologi dan pengimplementasian analisis data yang masif juga harus diiringi dengan penguatan keamanan siber pula. “Seiring dengan semakin banyaknya organisasi kesehatan yang mengadopsi analitika data untuk meningkatkan hasil pasien dan efisiensi operasional, mereka juga harus menghadapi berbagai tantangan terkait privasi data,” tegasnya.

Data kesehatan mengandung informasi yang pribadi dan sensitif, sehingga privasi dan keamanan data menjadi perhatian utama. Organisasi harus memastikan adanya langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data pasien dari akses tidak sah atau pelanggaran.

Selain itu, organisasi kesehatan juga harus menghadapi pertimbangan terkait etika dan hukum saat menggunakan analitika data. Organisasi harus menetapkan kebijakan dan pedoman yang jelas dalam penggunaan data pasien, memastikan bahwa semua entitas mematuhi prinsip-prinsip etika dan memenuhi persyaratan hukum yang berlaku. Termasuk di dalamnya juga harus melibatkan pasien melalui persetujuan mereka.

Dengan meningkatnya penggunaan data pasien dalam analitika kesehatan, kepastian akan keamanan dan privasi data menjadi semakin penting. Organisasi kesehatan perlu berinvestasi dalam teknologi dan proses yang melindungi data pasien dari penyalahgunaan yang tidak etis.

Mohit mengulangi bahwa pengimplementasian data dan teknologi ke dalam pelayanan kesehatan memanglah jalan yang terjal, akan tetapi bukan berarti tidak dapat dilalui. Melalui kolaborasi yang kokoh, visi yang jelas, dan komitmen yang kuat, Mohit yakin bahwa pengimplementasian data dan teknologi dalam pelayanan kesehatan adalah langkah yang penting dan dapat membawa perubahan positif bagi sistem kesehatan secara keseluruhan.

Welcome Address

Roy Xu∶ Kolaborasi dapat mendorong insight dan ide baru terutama dalam industri kesehatan

Roy Xu, Director of Sales, CTC Global Pte Ltd mengakui bahwa kehadiran para peserta merupakan bukti komitmen mereka untuk saling berbagi pengetahuan, pertumbuhan profesional, dan membina hubungan yang bermakna dalam industri kesehatan.

“Kita beruntung karena kita memiliki beragam kelompok yang merepresentasikan berbagai organisasi, disiplin, dan ahli. Pengetahuan dan pengalaman kolektif yang Anda semua bawa sangat berharga dan pasti akan berkontribusi pada keberhasilan diskusi dan interaksi kita hari ini,” ungkap Roy.

Dia menambahkan bahwa acara seperti ini memberikan kesempatan luar biasa bagi mereka untuk terhubung dengan para profesional sejenis, bertukar ide, dan membangun hubungan yang saling menguntungkan. Melalui interaksi ini, peserta akan menciptakan ruang kolaborasi baru, peluang baru, dan prestasi dalam bidangnya masing-masing.

Roy juga mendorong peserta untuk memanfaatkan momen ini dengan terlibat secara aktif, seperti berbagi wawasan dan pengalaman. “Pandangan unik dan kontribusi Anda dapat memperkaya pemahaman kolektif kita dan menginspirasi gagasan-gagasan baru,” jelas Roy.

Tan Chin Wee∶ Mengkolaborasikan teknologi adalah hal penting untuk mendorong inovasi

Selain itu, Tan Chin Wee, Sales Director, Hewlett Packard Enterprise mengungkapkan penghormatan dan rasa terima kasih kepada para peserta atas waktu dan usaha mereka.

“Saat kita bersama di sini, mari kita merangkul semangat kolaborasi dan keterbukaan. Kesempatan ini menjadi platform untuk menjalin jaringan, berbagi ide, dan membentuk hubungan yang berharga. Saya mendorong setiap peserta untuk aktif berpartisipasi, bertanya, dan terlibat dalam diskusi yang bermanfaat,” tekan Chin Wee. “Saat ini adalah kesempatan yang berharga untuk kita dapat memperluas horizon, meningkatkan skill dan kemampuan, serta menciptakan koneksi baru antar industri,” simpul Chin Wee.

Dia menekankan bahwa kolaborasi teknologi sangat penting untuk mendorong inovasi, berbagi pengetahuan, efisiensi, pemecahan masalah, ekspansi pasar, dan menghadapi tantangan kompleks ke depan. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengakses keahlian kolektif, memanfaatkan sumber daya, dan mencapai hasil yang sulit dicapai secara individu.

“Dengan membina budaya kolaboratif dan menjalin kerjasama strategis, ke depannya ia yakin bahwa organisasi dapat menggali peluang baru, mempertahankan persaingan, dan memberikan dampak positif  dalam dunia digital ini,” tutup Chin Wee.

Technology Insight

Tan Shih Huei∶ Adanya terobosan teknologi bagi organisasi kesehatan memberikan peluang dalam meningkatkan penyaluran IT dan pelayanan pasien

Meskipun terdapat kompleksitas dalam pembiayaan layanan kesehatan, Tan Shih Huei, Data and Analytics Practice Lead (APAC)  di Hewlett Packard Enterprise, menekankan aspek bersama perawatan pasien di antara penyedia layanan kesehatan di lokasi yang berbeda. Meskipun berada di lokasi yang berbeda, penyedia layanan kesehatan, seperti jaringan rumah sakit, sistem kesehatan, kelompok medis, rumah sakit, dan klinik, dapat memiliki persamaan dalam memberikan perawatan pasien dan dapat saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam meningkatkan kualitas perawatan pasien secara keseluruhan.

Dalam transformasi digital pada layanan kesehatan yang meliputi konversi sinyal tubuh analog, catatan medis, dan gambar diagnostik menjadi informasi penting yang dapat digunakan. Hal tersebut memungkinkan individu untuk membuat keputusan kesehatan secara terinformasi.

Munculnya tren “quantified self” telah memberikan kekuatan kepada pasien untuk dapat mengakses data kesehatan pribadi mereka sendiri. Dalam tren ini, pasien menggunakan berbagai perangkat medis terhubung yang dapat memantau tanda-tanda vital mereka secara terus-menerus.

Data yang dihasilkan oleh perangkat tersebut kemudian diintegrasikan dengan catatan kesehatan pasien secara otomatis. Hal ini memungkinkan pasien untuk memiliki akses lebih besar terhadap informasi tentang kondisi kesehatan mereka, dan dengan demikian dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi terkait perawatan dan gaya hidup mereka.

“Kita tinggal dalam dunia di mana masyarakat mendigitalisasikan dirinya sendiri,” ungkap Shih Huei. “Orang-orang mengizinkan data mereka untuk diakomodasikan secara terintegrasi agar mereka dapat mengakses data mereka di manapun kapanpun.”

Solusi Telehealth memungkinkan terjadinya pertukaran data yang lancar antara pasien dan penyedia layanan kesehatan, yang mana hal ini dapat meningkatkan pengalaman pasien serta meningkatkan pemahaman mereka terhadap kesehatan diri sendiri. Perkembangan transformasi digital yang terus berkembang memegang peranan dan potensi penting di masa depan bagi layanan kesehatan.

Pendekatan transformatif ini mengombinasikan teknologi edge dan cloud yang memanfaatkan sumber data yang luas untuk mendorong pengembangan pengobatan presisi, memperoleh wawasan kesehatan populasi, dan meningkatkan efisiensi klinis. Machine Learning (ML), Artificial Intelligence (AI), dan analitika juga memainkan peran penting dalam menghubungkan dan memvisualisasikan data tersebut sepanjang perawatan pasien.

Shih Huei mengakui tidak dapat dipungkiri bahwa transformasi digital juga menghadapi tantangannya tersendiri. Berbagai tantangan di antaranya seperti menyimpan dan memproses volume data yang besar secara efektif, memastikan langkah-langkah keamanan dan privasi data yang kuat, serta mengelola biaya dan skalabilitas infrastruktur data.

Dalan lanskap pelayanan digital, kolaborasi antara HPE dan Carestream akan memiliki dampak global yang signifikan pada teknologi pencitraan medis.

“Platform X-ray Carestream telah diterima secara luas di lebih dari 140 negara,” ungkap Shih Huei. “Mempunyai basis instalasi yang mencapai lebih dari 100 ribu unit dan berbagai konfigurasi perangkat keras yang beragam.”

Penerapan algoritma AI canggih Carestream pada berbagai perangkat keras lama menjadi lebih mudah melalui HPE GreenLake. Kombinasi ini bertujuan untuk meningkatkan pencitraan medis dengan memanfaatkan AI untuk pengenalan pola secara real-time dan efisiensi alur kerja.

Shih Huei menjelaskan bahwa sistem-sistem tersebut beroperasi secara mandiri, dengan pembaruan IT yang dikelola oleh kluster komputasi di dalam rumah sakit. Data disimpan dalam data lake yang terdistribusi, sehingga dapat diakses di seluruh rumah sakit. Sebuah kluster komputasi yang lebih besar di pusat data melakukan analisis machine learning secara rutin untuk mengidentifikasi pola dan wawasan baru. Melalui koneksi WAN, manajemen armada pusat dapat dilakukan di berbagai lokasi rumah sakit.

“Versi jaringan saraf yang diperbarui yang diperlukan untuk mesin inferensi di dalam rumah sakit kemudian didistribusikan ke lokasi edge,” papar Shih Huei. “Proses iteratif ini meningkatkan akurasi diagnosis di seluruh jaringan rumah sakit dan klinik, dengan akhirnya berkontribusi dalam penyelamatan nyawa.”

Karena data memiliki nilai historis, arsip data dapat diisi kembali dengan instansi cloud publik. Hal ini juga memastikan bahwa pemulihan yang cepat dimungkinkan jika pusat data utama tidak beroperasi.

“Ini adalah contoh nyata tentang bagaimana kebutuhan edge diutamakan, kemudian arsitektur pusat data inti serta pengisian kembali cloud publik ditentukan dari situ,” ungkap Shih Huei. “Ini adalah implementasi strategi HPE Edge-In yang sedang berjalan.”

Solusi GreenLake EdgeIn menyajikan arsitektur sepenuhnya terkontainerisasi, dengan memanfaatkan distribusi platform open-source (Kubernetes) di semua lokasi untuk memastikan pengelolaan yang lancar. HPE Data Fabric meningkatkan efisiensi pengelolaan data melalui global namespace, memfasilitasi implementasi yang mulus akibat beban kerja terkontainerisasi dari edge ke pusat data hingga ke cloud, sambil tetap memberikan akses ke data lake yang mencakup seluruh dunia.

Menurut Shih Huei, server, penyimpanan, dan jaringan HPE menyediakan infrastruktur yang andal, baik di lokasi edge maupun di pusat data, memfasilitasi strategi TI terdistribusi dengan keandalan seperti pusat data tunggal. HPE GreenLake Central berfungsi sebagai platform manajemen terpusat bagi pengembang dan personel TI, menawarkan kontrol yang komprehensif dan pemantauan status global.

Hasil yang diharapkan adalah:

  • Dapat mengoptimisasi penggunaan infrastruktur secara signifikan
  • Arsitektur yang dapat menjamin keberlanjutan masa depan dengan menggabungkan perangkat lunak open source dan kerangka kerja Machine Learning (ML)
  • Sumber utama dengan kebijakan bersama terkait keamanan dan privasi data
  • Solusi hybrid yang fleksibel
  • Dikelola sepenuhnya dengan dukungan dan perjanjian korporasi

Shih Huei menegaskan bahwa kemajuan teknologi yang signifikan memberikan peluang bagi organisasi kesehatan untuk meningkatkan penyampaian TI dan meningkatkan perawatan pasien. Kemajuan ini dapat meliputi inovasi seperti kecerdasan buatan (AI), telemedicine, analitika data, rekam medis elektronik, dan pemantauan jarak jauh.

“Implementasi teknologi-teknologi ini dapat menyederhanakan proses, meningkatkan efisiensi, dan memungkinkan penyedia layanan kesehatan memberikan perawatan yang lebih personal dan efektif kepada pasien,” simpul Shih Huei.

Knowledge Insight

Dr. Jared Louis Andre D’Souza∶ Demokratisasi data mengacu pada pengaksesan, pemahaman, dan pemanfaatan data yang mudah

Menurut Dr. Jared Louis Andre D’Souza, Chief Medical Informatics Officer di Consultant (Intensive Care Medicine), Ng Teng Fong General Hospital, tujuan dari mendemokratisasi data adalah untuk mengatasi hambatan-hambatan dan membuat data lebih mudah digunakan oleh semua orang. “Demokratisasi data memberikan masyarakat, bisnis, dan komunitas sebuah alat yang dibutuhkan berupa penggunaan data dalam pembuatan keputusan, inovasi, dan dampak positif bagi masyarakat.”

Ketidakinklusifan yang terjadi saat ini mengakibatkan ketimpangan kekuasaan, di mana keputusan-keputusan diambil oleh sekelompok kecil orang yang memiliki akses ke data, bukan oleh kelompok pengguna yang sebenarnya dapat memanfaatkannya. Dengan menerapkan demokratisasi data, ketidakadilan kekuasaan ini dapat diperbaiki, sehingga lebih banyak orang, seperti pengambil keputusan, tenaga kerja, dan pelanggan, dapat mengakses data tersebut.

Menurut Jared, demokratisasi data tidak hanya sebatas menyediakan data, melainkan juga data tersebut dapat dimengerti oleh penggunanya. Hal ini berarti memberikan orang-orang alat dan pelatihan yang mereka butuhkan untuk dapat menganalisis dan memahami data dengan baik. Selain itu, juga berarti menciptakan organisasi dan komunitas di mana orang-orang didorong untuk menggunakan data dalam pengambilan keputusan dan mendorong inovasi.

Menurut survei global yang dikutip oleh Jared, organisasi yang sukses adalah organisasi yang mendorong demokratisasi data dengan membuat data mereka mudah diakses oleh berbagai entitas organisasi, serta memberikan kepada karyawan mereka sarana untuk melakukan permintaan data yang disesuaikan.

“Bisnis-bisnis yang menerapkan demokratisasi data memiliki kemungkinan 40 kali lebih tinggi untuk mengatakan bahwa analitik memiliki dampak yang lebih besar terhadap penjualan. Artinya, bisnis yang memberikan akses data kepada karyawan mereka dan mendorong penggunaan analitik yang terkustomisasi memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk melihat pengaruh positif analitik terhadap peningkatan penjualan,” tulisnya.

Lebih jauh lagi, demokratisasi data mempresentasikan organisasi dengan berbagai permasalahannya. Tantangan-tantangan ini seperti misalnya memastikan bahwa semua tim dapat mengakses data dengan mudah, menetapkan aturan yang efektif untuk pengelolaan data, menjaga kualitas data, melindungi privasi data, dan menciptakan budaya berbasis data di dalam organisasi.

Jared menambahkan bahwa untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, organisasi membutuhkan infrastruktur yang kuat, kebijakan yang jelas, proses verifikasi data, regulasi privasi, dan perubahan dalam cara mereka berpikir tentang pengambilan keputusan berdasarkan data.

Untuk memastikan demokratisasi data bekerja, organisasi harus memberikan para pekerja sebuah dukungan berupa pelatihan, menetapkan regulasi data yang jelas, memberikan alat-alat untuk menganalisis data, serta mendorong kolaborasi dan berbagi pengetahuan.

“Dengan menginvestasikan pelatihan kepada karyawan, melalui penetapan harapan yang jelas, penyediaan alat analisis, dan penciptaan budaya kolaboratif, organisasi dapat memberikan kepercayaan kepada individu untuk membuat pilihan yang didasarkan pada wawasan data yang terinformasi dan memaksimalkan nilai dari aset data mereka,” demikian kesimpulan Jared.

Knowledge Insight

Dr Goh Han Leong∶ IHiS (Integrated Health Information System) mempermudah komunikasi dan kolaborasi penyedia layanan kesehatan melalui teknologi

Dr Goh Han Leong, Senior Principal Specialist, Platform Services (Data aNalytics & AI), Integrated Health Information Systems Pte Ltd (IHiS) menyatakan bahwa IHiS memainkan peran penting dalam menghubungkan teknologi terhadap ekosistem kesehatan di Singapura guna melayani kesehatan publik dan masyarakat dengan optimal.

Melalui pemanfaatan teknologi, IHiS memfasilatasi komunikasi dan kolaborasi yang lancar dalam pelayanan kesehatan. Lebih jauh, IHiS membantu menyederhanakan proses, meningkatkan pertukaran data, dan mendukung transformasi digital secara keseluruhan dalam sistem kesehatan Singapura.

“Dengan pengalaman yang diperoleh dari berbagai proyek transformasi dan pengalaman bertahun-tahun, kita menemukan bahwa kunci keberhasilan dalam pelayanan kesehatan adalah integrasi yang sukses antara kecerdasan buatan (AI) dan analisis yang memberikan pengalaman yang mulus bagi pengguna. Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan teknik perangkat lunak untuk menggabungkan berbagai teknologi tersebut menjadi satu user experience (UX),” jelas Dr Goh.

Mereka meningkatkan ketergunaan dan efektivitas alat-alat kecerdasan buatan (AI) dan analitik, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari alur kerja pengguna. Pendekatan ini memastikan bahwa AI dan analitik menjadi komponen yang mudah dan intuitif dalam rutinitas pengguna, sehingga memaksimalkan potensi mereka dalam menghasilkan wawasan dan memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data yang efektif.

Dr Goh menambahkan bahwa kelancaran dalam penyelarasan AI dengan alur kerja yang sudah ada merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa AI sudah dimanfaatkan secara efektif. Hal ini berarti mengintegrasikan AI dengan mulus ke dalam proses dan sistem yang sudah dikenal oleh pengguna, daripada memperkenalkan alur kerja baru.

“Dalam melakukan transformasi, AI akan menjadi alat yang rutin digunakan pengguna secara harian, transisi yang lancar dan efisien dalam menggabungkan kemampuan AI adalah hal yang esensial.”

Dr Goh menambahkan bahwa untuk mencapai keselarasan yang mulus ini, diperlukan pendekatan yang matang dalam desain dan implementasi transformasi. Solusi AI perlu disesuaikan agar dapat terintegrasi ke user interface pengguna dengan lancar, sehingga nantinya AI dapat memaksimalkan fungsionalitas perangkat lunak atau aplikasi yang sudah ada.

Lebih jauh, Dr Goh menambahkan bahwa penting untuk mengumpulkan feedback dari pengguna sepanjang proses ini untuk memastikan bahwa integrasi AI benar-benar sejalan dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Dengan terus melakukan penyempurnaan implementasi AI berdasarkan umpan balik pengguna, organisasi dapat menciptakan integrasi yang harmonis yang memberikan nilai tambah tanpa mengganggu alur kerja yang sudah biasa dilakukan.

Dr Goh mengutip bahwa melalui pemanfaatan teknologi AI, IHiS memiliki peran penting dalam mendukung Program Rumah Sakit Kementrian Kesehatan (H2H). Dengan begitu, upaya tersebut dapat mengembangkan model prediktif nasional untuk mencegah rawat inap. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan perawatan pasien dengan mengidentifikasi secara proaktif individu yang berisiko untuk dirawat di rumah sakit dan memberikan intervensi yang ditargetkan untuk mencegah tinggal di rumah sakit yang tidak perlu.

Melalui penggunaan algoritma AI canggih dan analitik prediktif, IHiS telah mengembangkan model yang canggih untuk menganalisis berbagai titik data, termasuk demografi pasien, riwayat medis, indikator klinis, dan faktor penentu sosial kesehatan. Analisis dan pengamatan data tersebut akan menghasilkan model prediktif untuk mengidentifikasi pola dan tren yang menunjukkan kemungkinan adanya rawat inap di masa depan.

Menurut Dr Goh, cakupan nasional dari model prediktif ini memungkinkan untuk diterapkan di berbagai lembaga dan pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit, klinik, dan fasilitas perawatan komunitas. Dengan menerapkan model ini, para profesional kesehatan dapat mengidentifikasi pasien yang berisiko tinggi untuk dirawat di rumah sakit atau melakukan intervensi secara dini dengan perawatan dan dukungan yang tepat. Pendekatan proaktif ini membantu pasien untuk memutuskan rawat inap, sehingga dapat mengurangi biaya perawatan kesehatan, dan meningkatkan hasil keseluruhan pasien.

“Model prediktif berbasis AI terintegrasi dengan lancar ke dalam sistem dan alur kerja perawatan kesehatan yang ada. Model ini dapat membantu para profesional kesehatan untuk mengakses dan memanfaatkan wawasan prediktif secara real-time,” jelas Dr Goh. Hal ini memastikan bahwa model tersebut sesuai dengan kebutuhan para penyedia layanan kesehatan dan menjadi bagian integral dari proses pengambilan keputusan mereka.

IHiS terus melakukan penyempurnaan dan peningkatan terhadap model prediktif dengan mengumpulkan dan menganalisis data secara konsisten, memperhatikan umpan balik dari para profesional kesehatan, serta mengikuti perkembangan terbaru dalam AI dan analitik prediktif.

Pendekatan ini secara berulang memastikan bahwa model tersebut tetap akurat, dapat diandalkan, dan terbarukan, sehingga mampu secara efektif mendukung Program H2H dan berkontribusi dalam penyediaan perawatan berkualitas tinggi yang berpusat pada pasien.

Dengan memanfaatkan teknologi AI dan model prediktif nasional untuk mencegah masuk rumah sakit, IHiS memberdayakan para penyedia layanan kesehatan untuk membuat keputusan yang berdasarkan informasi, mengalokasikan sumber daya dengan efisien, dan memberikan perawatan proaktif kepada pasien. Upaya kolaboratif antara IHIS dan Kementerian Kesehatan ini menjadi bukti potensi transformasi AI di bidang kesehatan dan kemampuannya untuk meningkatkan hasil bagi pasien di seluruh negara.

Selain itu, IHiS juga telah mengembangkan sebuah alat prognostik AI yang dirancang khusus untuk pneumonia terkait komunitas dan infeksi pernapasan COVID-19. Alat tersebut mengadopsi teknologi AI dan analitik canggih untuk membantu para profesional kesehatan dalam memprediksi prognosis dan hasil pasien dengan kondisi pernapasan tersebut.

 

“Dengan memanfaatkan sejumlah besar data pasien, termasuk riwayat klinis, tanda-tanda vital, hasil laboratorium, dan temuan imaging, alat prognostik AI dapat menganalisis pola dan mengidentifikasi faktor risiko yang dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit atau komplikasi,” jelas Dr Goh. Hal ini memungkinkan para penyedia layanan kesehatan untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi mengenai rencana pengobatan, alokasi sumber daya, dan manajemen pasien.

Melalui pengimplementasian alat prediksi AI ke dalam sistem kesehatan yang sudah ada, IHiS memastikan kelancaran dan aksesibilitas data bagi para profesional kesehatan. Alat ini dapat digunakan di berbagai latar kesehatan, termasuk rumah sakit, klinik, dan fasilitas perawatan masyarakat, untuk mendukung pengambilan keputusan klinis dan mengoptimalkan perawatan pasien. Selain itu, IHiS terus memperbarui dan menyempurnakan alat prediksi AI sesuai dengan ketersediaan data baru dan kemajuan pengetahuan medis.

Penerapan alat prediksi AI oleh IHiS menunjukkan komitmen organisasi dalam memanfaatkan teknologi terkini untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Dengan memberikan wawasan prediktif kepada para profesional kesehatan, IHiS dapat meningkatkan hasil perawatan pasien, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya, dan pada akhirnya berkontribusi pada pengelolaan infeksi saluran pernapasan yang efektif di masyarakat.

IHiS memberikan layanan publik yang luar biasa di sektor kesehatan. Sebagai organisasi TI utama yang mendukung sektor kesehatan publik Singapura, IHiS memainkan peran penting dalam memungkinkan penyampaian layanan kesehatan yang efisien, terintegrasi, dan berorientasi pada pasien.

Power Talk: Langkah-Langkah Cerdas dalam Penguatan Pelayanan Kesehatan

Peh Swee Hong∶ AI membantu memastikan sumber daya yang terbatas dialokasikan dengan cara yang efisien

Dalam sesi Power Talk, Peh Swee Hong, Chief Technology Officer. CTC Global Pte Ltd, mengingatkan bahwa kecerdasan Buatan (AI) merupakan teknologi yang terus berkembang dan semakin memengaruhi kehidupan manusia. Di dalam industri teknologi yang mendobrak berbagai sistem, integrasi AI dengan platform teknologi membawa peran signifikan dalam penyampaian pelayanan kesehatan.

Sebagai Chief Technology Officer, Hong menyadari bahwa pemanfaatan data yang tepat dapat memberikan rekomendasi yang objektif serta membantu memastikan bahwa sumber daya yang terbatas dialokasikan dengan seefisien mungkin. AI memiliki potensi untuk mendorong peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya di Singapura.

Kemudian, muncullah sebuah pertanyaan dan hipotesis para ahli teknologi tersebut, kiranya, apakah pelayanan kesehatan dapat mengadopsi robot untuk mendorong pelayanan pasien melalui transformasi alat-alat medis? Benedict Tan, Group Chief Digital Strategy Officer (GCDSO) & Chief Data Officer (CDO) Singapore Health Services (SingHealth) menjawab bahwa hal ini sangat mungkin terjadi.

Benedict Tan∶ Kehadiran robot ke dalam layanan kesehatan membawa dampak positif untuk meningkatkan pelayanan pasien itu sendiri

Beberapa robot populer dalam bidang kesehatan termasuk da Vinci, Xenex Germ-Zapping Robot, PARO, TUG, CyberKnife, dan sebagainya sudah diimplementasikan di beberapa rumah sakit di dunia. Kehadiran robot-robot tersebut sudah membantu para dokter bedah dalam membantu pekerjaanya.

Dokter bedah sekarang dapat melakukan prosedur kompleks dengan presisi dan kendali yang lebih tinggi menggunakan sistem robotik seperti da Vinci Surgical System. Robot-robot ini menyediakan visualisasi yang lebih baik, keahlian, dan rentang gerakan yang lebih luas, memungkinkan dilakukannya operasi minimal invasif, bekas luka yang lebih kecil, dan pemulihan yang lebih cepat. Bedah dengan bantuan robot terbukti sangat efektif dalam prosedur urologi, ginekologi, dan kardiovaskular, dengan hasil yang lebih baik bagi pasien dan komplikasi yang lebih sedikit.

“Kita dapat melihat bahwa kehadiran robot dalam layanan kesehatan telah membawa dampak positif untuk meningkatkan pelayanan pasien itu sendiri,” jelas Benedict.

Prof Eric Wong∶ Penggunaan cloud computing dalam penyimpanan dan pengelolaan data kesehatan memungkinkan akses yang lebih efisien

Asst Prof Eric Wong, Group Data & Strategy Officer (GCDSO) National Healthcare Group, menyatakan bahwa pelayanan dapat dimaksimalkan dengan pengintegrasian dan pemberlakuan transparansi data ke dalam satu wadah (cloud computing).

Ia juga menambahkan bahwa penggunaan cloud computing dalam penyimpanan dan pengelolaan data kesehatan memungkinkan akses yang lebih mudah, efisiensi yang lebih tinggi, dan kolaborasi yang lebih baik antara berbagai entitas dalam sistem kesehatan. Dengan menyimpan data di cloud, informasi kesehatan dapat diakses secara aman dan real-time oleh para profesional medis, peneliti, dan penyedia layanan kesehatan lainnya.

Melalui integrasi data dalam satu wadah, seperti cloud computing, berbagai sumber data yang terfragmentasi dapat digabungkan menjadi satu sumber yang terpusat. Hal ini memungkinkan analisis data yang lebih komprehensif dan mendalam, sehingga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi kesehatan populasi, tren penyakit, dan faktor risiko yang dapat memengaruhi kesehatan masyarakat.

Tan Shih Huei∶ Rekam medis elektronik (EHR) memberikan manfaat signifikan dalam pengelolaan data operasional pasien

Tan Shih Huei, Data and Analytics Practice Lead (APAC) Hewlett Packard Enterprise, menambahkan bahwa pelayanan yang efektif dan efisien dapat dicapai jika berorientasi kepada pelayanan pasien-sentris melalui rekam medis yang terintegrasi dengan baik. Saat ini, pelayan kesehatan dapat mengadopsi rekam medis pasien hanya melalui elektronik.

Penggunaan sistem rekam medis elektronik (EHR) telah menjadi hal yang umum digunakan, baik dalam perawatan rawat jalan maupun rawat inap. Ukuran pasar EHR (Electronic Health Record) di kawasan Asia Pasifik (APAC) memiliki nilai sebesar USD$5,94 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan terkumpul (CAGR) sebesar 5,27% dari tahun 2022 hingga 2030, mencapai USD$8,96 miliar pada tahun 2030. Pertumbuhan ini dapat dikaitkan dengan meningkatnya adopsi sistem EHR di rumah sakit dan klinik.

Adopsi EHR telah menjadi prioritas bagi lembaga kesehatan di kawasan APAC, karena sistem ini memberikan manfaat yang signifikan dalam pengelolaan data pasien, koordinasi perawatan, dan peningkatan efisiensi operasional. Dengan menggunakan EHR, informasi kesehatan pasien dapat diakses dengan mudah oleh penyedia layanan kesehatan yang berbeda, memungkinkan koordinasi perawatan yang lebih baik dan pengambilan keputusan yang lebih baik.

Singapura sendiri sudah mulai memberlakukan (EHR) ini sejak lama. Pada tahun 2010, sistem NEHR  (National Electronic Health Record) diimplementasikan di Singapura. Program NEHR merupakan kontrak berjangka panjang untuk mengimplementasikan sistem yang menyediakan pandangan menyeluruh terhadap informasi kesehatan pasien, mendukung visi Kementerian Kesehatan Singapura melalui slogan “Satu Warga Singapura, Satu Rekam Medis”.

Sistem NEHR memungkinkan pertukaran informasi medis penting, termasuk data demografi pasien, alergi, diagnosa klinis, riwayat obat, laporan radiologi, pemeriksaan laboratorium, dan ringkasan pasien antara penyedia layanan kesehatan. Dengan NEHR, penyedia layanan kesehatan memiliki informasi yang tepat pada waktu yang tepat untuk membuat keputusan perawatan terbaik bagi pasien, dan pasien mendapatkan manfaat dari perawatan yang tepat, pengelolaan penyakit, dan penghematan biaya, karena pengujian yang tidak perlu dihilangkan dan kesalahan pengobatan dikurangi.

Meskipun teknologi memberikan manfaat yang signifikan, hal ini juga menimbulkan tantangan dan pertimbangan etis. Keselamatan dan keamanan siber adalah perhatian penting dan sensitif. Menjamin privasi dan keamanan informasi pasien harus menjadi prioritas utama.

Selain itu, ada kekhawatiran tentang dampak terhadap ketenagakerjaan karena otomatisasi menggantikan peran pekerjaan tertentu. Pertimbangan etis meliputi potensi bias dalam algoritma, otonomi pasien dalam pengambilan keputusan, dan perlunya regulasi dan pedoman yang jelas untuk mengatur penggunaan robotika dalam bidang kesehatan. Dengan demikian, diperlukan perencanaan dan kerjasama yang matang untuk dapat tetap meningkatkan pelayanan pasien yang beriringan dengan kemajuan teknologi dan data.

Salam Penutup

Dalam penutupan acara OpenGov Breakfast Insight tersebut, Peh Swee Hong menekankan bahwa kita tidak dapat melawan kemajuan teknologi dan data. Teknologi berupa AI maupun pembelajaran robot (ML) terus bertransformasi seiring dengan perkembangan zaman. Mengintegrasikan data dalam pelayanan kesehatan dapat menghasilkan wawasan yang mudah dipahami guna memberikan rekomendasi pasien yang objektif. Pertumbuhan ini tentunya menghasilkan banyak dampak positif, terutama dalam peningkatan pelayanan kesehatan.

Akan tetapi, juga perlu disadari terkait dampaknya, bahwa keamanan data menjadi target selanjutnya yang harus diprioritaskan.

Dalam mewujudkan kepuasan dan pelayanan kesehatan yang baik, pengadopsian dan peningkatanan infrastruktur kesehatan tidaklah cukup, namun keamanan pasien, etika mengolah data, dan regulasi yang jelas terkait data juga harus ditingkatkan.

Penting bagi pelayan kesehatan untuk mengadopsi langkah-langkah keamanan yang kuat, termasuk enkripsi data, pemantauan akses, dan kebijakan privasi yang ketat. Dengan melindungi keamanan data, hal ini dapat memastikan bahwa informasi sensitif pasien tetap aman dan tidak disalahgunakan, sehingga pasien akan merasa terlindungi dan hal ini juga berimbas pada kepuasan pelayanan kesehatan.

Lebih jauh lagi, Mohit juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mewujudkan visi pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan menggunakan data dan teknologi. Ia menyampaikan harapannya bahwa momentum ini akan terus berlanjut dan menghasilkan inovasi yang berdampak positif bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan. Terima kasih kepada semua peserta atas komitmen dan dedikasi mereka untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan melalui penggunaan data dan teknologi.

PARTNER

Qlik’s vision is a data-literate world, where everyone can use data and analytics to improve decision-making and solve their most challenging problems. A private company, Qlik offers real-time data integration and analytics solutions, powered by Qlik Cloud, to close the gaps between data, insights and action. By transforming data into Active Intelligence, businesses can drive better decisions, improve revenue and profitability, and optimize customer relationships. Qlik serves more than 38,000 active customers in over 100 countries.

PARTNER

CTC Global Singapore, a premier end-to-end IT solutions provider, is a fully owned subsidiary of ITOCHU Techno-Solutions Corporation (CTC) and ITOCHU Corporation.

Since 1972, CTC has established itself as one of the country’s top IT solutions providers. With 50 years of experience, headed by an experienced management team and staffed by over 200 qualified IT professionals, we support organizations with integrated IT solutions expertise in Autonomous IT, Cyber Security, Digital Transformation, Enterprise Cloud Infrastructure, Workplace Modernization and Professional Services.

Well-known for our strengths in system integration and consultation, CTC Global proves to be the preferred IT outsourcing destination for organizations all over Singapore today.

PARTNER

Planview has one mission: to build the future of connected work. Our solutions enable organizations to connect the business from ideas to impact, empowering companies to accelerate the achievement of what matters most. Planview’s full spectrum of Portfolio Management and Work Management solutions creates an organizational focus on the strategic outcomes that matter and empowers teams to deliver their best work, no matter how they work. The comprehensive Planview platform and enterprise success model enables customers to deliver innovative, competitive products, services, and customer experiences. Headquartered in Austin, Texas, with locations around the world, Planview has more than 1,300 employees supporting 4,500 customers and 2.6 million users worldwide. For more information, visit www.planview.com.

SUPPORTING ORGANISATION

SIRIM is a premier industrial research and technology organisation in Malaysia, wholly-owned by the Minister​ of Finance Incorporated. With over forty years of experience and expertise, SIRIM is mandated as the machinery for research and technology development, and the national champion of quality. SIRIM has always played a major role in the development of the country’s private sector. By tapping into our expertise and knowledge base, we focus on developing new technologies and improvements in the manufacturing, technology and services sectors. We nurture Small Medium Enterprises (SME) growth with solutions for technology penetration and upgrading, making it an ideal technology partner for SMEs.

PARTNER

HashiCorp provides infrastructure automation software for multi-cloud environments, enabling enterprises to unlock a common cloud operating model to provision, secure, connect, and run any application on any infrastructure. HashiCorp tools allow organizations to deliver applications faster by helping enterprises transition from manual processes and ITIL practices to self-service automation and DevOps practices. 

PARTNER

IBM is a leading global hybrid cloud and AI, and business services provider. We help clients in more than 175 countries capitalize on insights from their data, streamline business processes, reduce costs and gain the competitive edge in their industries. Nearly 3,000 government and corporate entities in critical infrastructure areas such as financial services, telecommunications and healthcare rely on IBM’s hybrid cloud platform and Red Hat OpenShift to affect their digital transformations quickly, efficiently and securely. IBM’s breakthrough innovations in AI, quantum computing, industry-specific cloud solutions and business services deliver open and flexible options to our clients. All of this is backed by IBM’s legendary commitment to trust, transparency, responsibility, inclusivity and service.