Search
Close this search box.

We are creating some awesome events for you. Kindly bear with us.

Eksklusif! Indonesia OpenGov Leadership Forum 2023

Getting your Trinity Audio player ready...

Sebagai sebuah kepulauan dinamis di Asia Tenggara, Indonesia sedang berambisi untuk mencapai visinya “Indonesia Emas 2045” untuk menjadi pemimpin ekonomi dunia di tahun tersebut. Pentingnya mengadopsi digitalisasi sebagai langkah krusial menuju pencapaian pembangunan inklusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kerangka visi “Indonesia Emas 2045” memerankan peran penting dalam transformasi ekonomi, seperti membangun ekonomi yang kuat dan berkelanjutan, mendorong inovasi dan kewirausahaan, meningkatkan infrastruktur dan konektivitas, serta mengembangkan keahlian dan tenaga kerja yang melek akan digitalisasi. Secara keseluruhan, visi ini menjadi panduan utama yang akan membantu mengakselerasi kemajuan Indonesia ke arah masa depan yang lebih baik dan berjaya.

Sebuah ekosistem digital yang kuat menyediakan akses ke berbagai layanan dan sumber bagi masyarakat, meliputi hiburan, kesehatan, dan pendidikan. Dengan demikian, ekosistem digital membawa dampak untuk dapat berkontribusi pada peningkatan keseluruhan kualitas hidup masyarakat.

Di antara berbagai peran fasilitas, transformasi digital memainkan peran penting dalam mencapai objektif tersebut. Dengan meliputi berbagai sektor, transformasi digital mendorong Indonesia untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan cepat dan efisien.

Penyebaran teknologi yang cerdas dapat merevolusi bagaimana suatu organisasi bergerak, berinovasi, dan menyampaikan nilai kepada para pelanggan mereka. Indonesia sangat menyadari betapa pentingnya transformasi digital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing. Lebih jauh, Indonesia juga dengan aktif berupaya mengubah visi ini menjadi hasil  yang konkret dan terukur.

Melalui pemanfaatan teknologi digital yang potensial, Indonesia berusaha memberdayakan ekonomi, masyarakat, layanan publik, serta mendorong kemajuan dan kemakmuran bagi semua. Negara ini telah membuat langkah besar dalam perjalanan transformasi digitalnya, mengadopsi solusi inovatif dan menggali potensi kreatif untuk merangkul peluang baru dan menghadapi tantangan-tantangan penting.

Mengintegrasikan lingkungan digital yang kuat, memberdayakan bisnis untuk mengotomatisasi proses, meningkatkan komunikasi, dan mendorong kolaborasi yang sukses. Integrasi teknologi ini memberikan manfaat bagi organisasi maupun karyawan mereka, yang mengarah pada peningkatan produktivitas dan efisiensi.

Dengan bantuan teknologi digital, bisnis dapat menyederhanakan alur kerja, mengoptimalkan operasional, dan memfasilitasi saluran komunikasi yang lancar. Akibatnya, karyawan dapat bekerja dengan lebih efektif, mengakses informasi dan sumber daya dengan mudah, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kinerja dan kesuksesan keseluruhan.

Evolusi berkelanjutan ekonomi digital menyebabkan munculnya berbagai  profesi baru. Lingkungan digital yang berkembang pesat mendorong investasi dan pembentukan perusahaan baru, sehingga menciptakan peluang kerja tambahan.

Di dunia yang terus berubah dengan cepat saat ini, pentingnya transformasi digital tidak dapat ditekankan dengan cukup. Adopsi dari pergeseran transformasi ini memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan operasi, dan merangsang inovasi, sehingga mendorong negara lebih dekat pada tujuan pembangunannya.

Hasil yang terlihat langsung dari teknologi mutakhir yang telah Indonesia terapkan adalah berupa peningkatan daya saing global. Dengan pertumbuhan digitalisasi, bisnis dapat mengakses pasar global, sementara wawasan berbasis data meningkatkan pengambilan keputusan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menarik investasi asing.

Akan tetapi, dalam mewujudkan potensi transformasi digital yang tepat, dibutuhkan strategi yang komprehensif. Dengan memanfaatkan potensi teknologi digital, Indonesia dipastikan dapat tetap bersaing dan adaptif di tengah lanskap global yang semakin dinamis, sehingga dapat membuka jalan menuju masa depan yang makmur dan berkelanjutan.

Indonesia OpenGov Leadership Forum 2023 yang diadakan pada tanggal 3 Agustus 2023 dan berlokasi di The Westin Jakarta telah menghadirkan para pemimpin teknologi dari berbagai sektor, termasuk pemerintahan, pendidikan, kesehatan, perusahaan milik pemerintah, dan lembaga layanan keuangan. Acara ini memberikan pengetahuan dan wawasan tentang teknologi baru dan pendekatan strategis, bertujuan untuk memberdayakan para pemimpin ini untuk mendorong perubahan positif di dalam organisasi masing-masing.

Opening Remarks

Mohit Sagar∶ AI Generatif dan robotika adalah teman, bukan musuh

Mohit Sagar selaku CEO dan Kepala Redaktur OpenGov Asia mulai melangkah ke depan sambil menyapa seluruh partisipan yang menghadiri IDOGLF pagi itu. Ia mengucapkan banyak terima kasih atas dedikasi partisipan karena sudah berkeinginan untuk berbagi dan bertukar pengalaman serta gagasan terkait teknologi digital.

Teknologi pada dasarnya menggabungkan berbagai peralatan dan strategi yang digunakan untuk membantu manusia menyelesaikan masalah dan membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik dan lebih mudah dengan berbagai cara.

“Teknologi adalah alat yang sangat penting dan tidak dapat kita hindari. Ia memainkan peran penting dalam sebagian besar aspek kehidupan dan tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari kita,” tekan Mohit.

Peristiwa COVID-19 telah membuat semua pihak menyadari betapa pentingnya penggunaan teknologi digital dalam kehidupan, terutama bagi organisasi. Dengan menerapkan teknologi digital yang tepat, organisasi dapat tetap produktif dalam segala situasi. Selain itu, dengan mengintegrasikan teknologi digital, perusahaan dapat menghemat biaya secara signifikan karena semua pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.

Sama seperti negara lainnya yang sedang melakukan transformasi digital, Indonesia sendiri sedikit demi sedikit mengimplementasikan transformasi digital di dalam kehidupan sehari-hari.

Indonesia merancang masa depan pertumbuhan ekonomi yang kuat, dengan tujuan menjadi pemain global utama pada tahun 2045. Visi negara ini melibatkan pendekatan komprehensif untuk mendorong pembangunan ekonomi, mendorong inovasi, dan meningkatkan daya saing di panggung internasional. Sentral dalam visi ini adalah pengembangan infrastruktur digital yang kokoh dan konektivitas yang luas.

Saat ini, Indonesia sedang berinvestasi untuk memperluas jaringan broadband, meningkatkan aksesibilitas internet, dan mengatasi kesenjangan digital, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Dengan membentuk pondasi digital yang kuat, negara ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital serta memastikan bahwa seluruh warga dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh era digital.

Kata-kata Mohit, “AI Generatif dan robotika adalah teman, bukan musuh,” menggambarkan pandangan positif terhadap perkembangan teknologi. Meskipun ada beberapa orang yang mungkin berpendapat bahwa teknologi merupakan ancaman, pandangan Mohit menegaskan bahwa sebenarnya teknologi dapat menjadi mitra yang berharga bagi manusia, terlebih dalam meningkatkan proses kinerja secara efisien.

Perkembangan AI Generatif dan robotika telah membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Kedua bidang ini telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kenyamanan di berbagai , termasuk kesehatan,  transportasi, dan masih banyak lagi. AI Generatif membuka peluang baru dalam seni dan kreativitas, sementara robotika telah membantu manusia dalam tugas-tugas yang berat dan berisiko tinggi.

Dengan demikian, untuk mencapai kesuksesan berkelanjutan dalam mengimplementasikan teknologi digital, Mohit menegaskan bahwa organisasi perlu fokus pada 6P, yaitu People (manusia), Product (produk), Process (proses), Prioritisation (prioritisasi), Perseverance (ketekunan), dan yang paling penting, Partnerships (kemitraan). Enam P tersebut dapat dielaborasikan sebagai berikut.

Manusia: Mengakui pentingnya sumber daya manusia dan bakat dalam mendorong transformasi digital.

Produk: Memastikan fokus pada pengembangan dan pengadopsian produk dan solusi digital terkini yang sejalan dengan tujuan dan melayani pelanggan atau pengguna.

Proses: Memperlancar dan mengoptimalkan proses-proses yang ada untuk mengintegrasikan teknologi digital dengan lancar, meningkatkan efisiensi dan kelincahan organisasi.

Prioritas: Mengidentifikasi dan mengurutkan inisiatif digital yang paling kritis yang sejalan dengan tujuan strategis, memastikan alokasi sumber daya yang terbaik.

Ketekunan: Menekankan pentingnya ketekunan dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan dan rintangan yang mungkin muncul selama perjalanan transformasi digital.

Kemitraan: Mengakui nilai dari kolaborasi dan kemitraan strategis untuk memanfaatkan keahlian, berbagi pengetahuan, dan mengakses sumber daya yang dapat mempercepat upaya transformasi digital.

Alih-alih takut terhadap kemajuan ini, Mohit menganjurkan untuk menghadapinya dengan bertanggung jawab untuk membuka potensi mereka dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. Dengan memanfaatkan teknologi ini seiring dengan kemampuan dan keahlian manusia, dunia nantinya akan menghasilkan produktivitas yang lebih inovatif, pemecahan masalah yang lebih strategis, dan kehidupan yang lebih baik.

“Pada akhirnya, kita harus menerima bahwa teknologi canggih seperti robotika dan generative AI adalah pendorong dan katalis,” katanya. “Kemajuan teknologi harus dipandang sebagai sarana untuk memberdayakan umat manusia menuju masa depan yang berkelanjutan.”

Mohit percaya bahwa jika sebuah organisasi dapat fokus pada 6P dan kemitraan yang kuat, mereka akan memiliki fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan dan peluang dalam era digital, dan mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.

“Amati apa yang harus ditingkatkan dalam organisasimu terhadap teknologi digital, dengan demikian organisasi dapat menghadapi perubahan lebih baik dan memanfaatkan potensi teknologi untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih tinggi,” tutupnya.

Keynote Address

Dr Ir Rudy Salahuddin∶ Menginvestasikan  skillful SDM sangat krusial dalam ekonomi digital Indonesia

Dr Ir Rudy Salahuddin, MEM, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, mengucapkan selamat dan berterima kasih kepada OpenGov Asia atas penyelenggaraan 7th Annual OpenGov Indonesia Leadership Forum dengan tema “Accelerating Digital Transformation to achieve Indonesia Emas 2045 Economic Transformation Goal” di atas podium.

Dia mengakui pentingnya pertemuan ini, yang menghadirkan pejabat pemerintah, pemimpin industri, dan para ahli dari berbagai bidang seperti teknologi informasi, keamanan siber, layanan keuangan, kesehatan, pendidikan, dan telekomunikasi. Diskusi kolektif tentang upaya transformasi digital di semua sektor sangat penting untuk mendorong kemajuan dan perkembangan Indonesia.

Di tengah dunia yang semakin terhubung berkat teknologi digital, ketidakpastian seperti pandemi, gangguan rantai pasokan, keamanan global, dan kekhawatiran inflasi menuntut inovasi dan kreativitas. Inovasi digital, memanfaatkan teknologi digital untuk solusi yang meningkatkan kesejahteraan dan mencapai tujuan, memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi, terutama di wilayah ASEAN.

Indonesia berkontribusi secara signifikan pada ekonomi digital di wilayah ini, yang diperkirakan mencapai USD 1 triliun pada tahun 2030, dengan Indonesia menyumbang 40% dari total belanja pasar ekonomi digital ASEAN. Dengan adanya ekosistem startup yang berkembang pesat dan tren investasi yang menguntungkan, nilai ekonomi digital Indonesia diharapkan melonjak dari USD 77 miliar pada tahun 2022 menjadi USD 360 miliar pada tahun 2030.

Nilai ekonomi digital negara ini diharapkan melonjak dari USD 77 miliar pada tahun 2022 menjadi USD 360 miliar pada tahun 2030, didorong oleh ekosistem startup yang berkembang pesat dan tren investasi yang menguntungkan, dengan lebih dari 2.400 startup di Indonesia, menempatkannya di peringkat keenam secara global untuk jumlah startup terbanyak di negara tersebut.

“Indonesia saat ini memiliki lebih dari 240.000 startup. Ini menandai semangat dan motivasi Indonesia dalam mengembangkan teknologi digital,” jelasDr Ir Rudy Salahuddin.

Negara ini memiliki banyak sumber daya, seperti tenaga kerja yang besar, bonus demografi, lokasi geopolitik strategis, dan sumber daya alam yang melimpah. Pada tahun 2045, Indonesia bertujuan untuk merayakan hari jadinya yang ke-100 dengan visi menjadi ekonomi berpendapatan tinggi dan salah satu negara yang paling maju di dunia, dengan tujuan masuk dalam 5-7 besar ekonomi global.

Meskipun telah mencapai kemajuan, Indonesia menyadari bahwa masih ada beberapa tantangan di depan, termasuk perlunya menyediakan akses internet yang cepat dan inklusif melalui solusi konektivitas yang canggih, meningkatkan produktivitas sumber daya manusia melalui literasi digital dan pengembangan bakat digital, dan memperkuat keamanan siber melalui peningkatan kesadaran.

Selain itu, menghadapi tantangan masa depan yang dinamis, Indonesia menyadari kebutuhan untuk terus beradaptasi dan siap menghadapinya. Oleh karena itu, negara ini menyadari perlunya mengadopsi pendekatan transformatif untuk membentuk masa depannya, memastikan tetap tanggap dan tangguh menghadapi perubahan lingkungan dan kemajuan teknologi.

Untuk mencapai ambisi Indonesia Emas 2045, teknologi harus diterima sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Percepatan ekonomi digital melalui inovasi dan teknologi menjadi prioritas, bersama dengan pengembangan bakat digital melalui berbagai program. Intervensi strategis ini bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja terampil dan melahirkan pemimpin-pemimpin yang visioner, mendorong kemajuan Indonesia di era digital.

Dr Ir Rudy Salahuddin menyoroti bahwa pelatihan mengenai cara menggunakan teknologi sangat penting untuk memastikan partisipasi pekerja dalam ekonomi digital. Pelatihan untuk Digital Talent penting untuk mengembangkan tenaga kerja terampil yang mampu menciptakan perangkat lunak dan produk digital, yang penting untuk pertumbuhan ekonomi. Selain itu, program pelatihan kejuruan memainkan peran penting dalam membekali individu dengan keterampilan yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan di ekonomi digital yang berkembang, mendorong pembangunan ekonomi dan inklusivitas.

Pemerintah dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan dengan menyediakan dana untuk program pendidikan dan pelatihan, membuatnya dapat diakses oleh masyarakat untuk berpartisipasi dalam inisiatif-inisiatif ini. Berkolaborasi dengan perusahaan untuk mendirikan program magang dan pelatihan kerja juga dapat menawarkan pengalaman berharga di ekonomi digital.

Saat ini, pemerintah telah mengambil langkah-langkah penting untuk memperkuat bakat digital dan kewirausahaan, berperan penting dalam mewujudkan visi tersebut. Inisiatif seperti Kartu Prakerja dan “Gerakan Literasi Digital Nasional” telah diperkenalkan untuk masyarakat umum, sementara Beasiswa Talenta Digital ditujukan untuk para profesional, dan Akademi Kepemimpinan Digital memberdayakan para pemimpin di bidang digital.

Menurut Dr Ir Rudy Salahuddin, dengan mengatasi evolusi lanskap inovasi digital secara proaktif, Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang mendukung untuk memajukan teknologi dan melindungi kepentingan warganya dan bisnisnya.

Dalam lanskap teknologi yang cepat, kolaborasi dan kerjasama antara para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, bisnis, dan industri, sangat penting. Upaya bersama dalam pengembangan infrastruktur dan sumber daya manusia adalah pilar penting dalam mendorong ekonomi digital.

Lebih lanjut, pengembangan teknologi digital membutuhkan pendekatan multifaset, mengantisipasi masa depan dengan berbagai instrumen seperti program-program yang terencana dengan baik, kebijakan yang efektif, dan regulasi komprehensif. Pemahaman dan kerjasama yang lebih baik antar negara juga dapat mendorong penyelesaian masalah terkait teknologi digital.

Melalui langkah-langkah strategis dan kerjasama lintas sektor, transformasi digital dapat mendorong Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dengan ekonomi digital yang berkembang pesat, negara ini siap menjadi kekuatan terkemuka di wilayahnya dan menjadi mercu suar inovasi digital bagi dunia.

Dr Ir Rudy Salahuddin menekankan bahwa pencapaian Indonesia Emas 2045 membutuhkan upaya kolektif, dan langkah pertama menuju Indonesia yang sejahtera dan maju secara teknologi adalah mempercepat transformasi digital. Ia menekankan bahwa organisasi harus mengedepankan kerjasama dan kolaborasi. Kerjasama dan kolaborasi merupakan kunci utama dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi yang cepat di era digital ini. Saat teknologi terus berkembang dengan kecepatan yang luar biasa, kerjasama lintas sektor dan entitas menjadi semakin krusial. Tidak hanya individu atau organisasi saja, tetapi juga negara-negara perlu saling bekerja sama untuk mencapai kemajuan yang lebih baik dan berkelanjutan.

“Melalui kolaborasi yang berkelanjutan, berbagai pihak dapat berbagi pengetahuan, sumber daya, dan keahlian dalam mempercepat pengembangan teknologi yang inovatif dan relevan,” tekan Dr Ir Rudy Salahuddin. Timbulnya ide-ide baru dan terobosan dalam teknologi bisa lebih mudah tercapai ketika berbagai pemangku kepentingan bersatu untuk mengatasi tantangan bersama.

Selain kerjasama dalam lingkup nasional, kerjasama lintas negara juga memegang peranan penting dalam menyelesaikan masalah teknologi digital. Program-program yang saling terintegrasi dan regulasi yang harmonis antar negara dapat membantu mengatasi hambatan dan mendorong pertumbuhan ekosistem teknologi global yang berkelanjutan.

Forum ini memberikan kesempatan untuk diskusi bermakna, berbagi pengetahuan, dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam memanfaatkan transformasi digital untuk kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.

Dia berterima kasih kepada semua tamu dan peserta terhormat atas kehadiran dan kontribusi mereka yang berharga, dan dengan penuh harapan menantikan wawasan, dukungan, dan kontribusi mereka dalam mencapai Indonesia Emas 2045. Dengan memanfaatkan pendekatan kolektif dan inovatif, Indonesia dapat membuka seluruh potensi teknologi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan layanan publik, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

“Melalui pendekatan kolektif dan inovatif, kita dapat menggali potensi penuh teknologi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan layanan publik, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” tutupnya.

Technologi Case Study

Kieran Hagan∶ IBM menyediakan beragam solusi AI untuk mengoptimalkan proses bisnis

Kieran Hagan, Data, AI and Automation, Principle Technical Sales Manager, ASEANZK di IBM, mengungkapkan pandangannya bahwa saat ini teknologi kecerdasan buatan (AI) berada pada titik momentum yang sangat menjanjikan. Hal ini terutama disebabkan oleh kemunculan AI generatif, yang menjadi salah satu inovasi terbaru dalam dunia AI. AI generatif memiliki potensi besar dalam berinteraksi dengan informasi dan membawa dampak positif yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan dan industri.

AI generatif merupakan bentuk kecerdasan buatan yang mampu menciptakan konten, data, atau gambar-gambar baru secara mandiri berdasarkan pola dan pengetahuan yang telah dipelajari dari data sebelumnya. Dengan kemampuan ini, AI generatif dapat menjadi alat yang kuat dalam berbagai bidang, seperti seni, kreativitas, desain, dan pemodelan data.

Sebagai contoh, di dunia seni, AI generatif telah digunakan untuk menciptakan karya seni unik dan orisinal yang menggabungkan unsur-unsur baru dan mengeksplorasi kreativitas yang tak terbatas. Di bidang desain, AI generatif telah membantu menciptakan desain produk yang inovatif dan efisien dengan memanfaatkan pengalaman belajar dari data sebelumnya.

Contoh peran kecerdasan buatan (AI) sendiri telah semakin meresap ke dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia bisnis. Kemampuan AI untuk menganalisis data secara cepat dan cerdas, mengidentifikasi pola, serta memberikan wawasan berharga telah mengubah cara orang bekerja dan berbisnis.

Di tengah perkembangan pesat teknologi ini, IBM, sebagai salah satu perusahaan teknologi terkemuka, telah memainkan peran sentral dalam membantu orang-orang dan organisasi untuk mengadopsi AI dengan pendekatan bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Dalam era revolusi data dan AI, keputusan bisnis yang cerdas sangat penting untuk mencapai keunggulan kompetitif. Kieran menekankan bahwa AI harus diwujudkan sebagai lebih dari sekadar asisten; ia harus menjadi mitra yang dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan.

“Sebagai individu, kita memiliki kekuatan untuk membentuk data dan nilai-nilai yang digunakan oleh AI. Dengan memastikan bahwa AI beroperasi berdasarkan preferensi, etika, dan keyakinan kita,” ucapnya.

Selain itu, memupuk sebuah kepercayaan ini sangat penting untuk mempercepat adopsi AI di kalangan konsumen. Ketika konsumen merasa aman dengan aplikasi teknologi ini, mereka pastinya akan lebih bersedia mengeksplorasi potensi luasnya dan memanfaatkannya secara maksimal.

“Dengan mengambil tanggung jawab terhadap data dan nilai-nilai kita, kita memberdayakan diri kita sendiri untuk mengarahkan perkembangan AI, memastikan bahwa teknologi ini tetap menjadi alat yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.

Seiring dengan AI menjadi bagian integral dari kehidupan, penggunaan teknologi ini secara bertanggung jawab dan etis menjadi sangat penting. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat benar-benar menjadi kekuatan yang baik, mengubah cara manusia hidup, bekerja, dan berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.

IBM menyediakan beragam solusi AI yang inovatif dan terpercaya untuk membantu perusahaan mengoptimalkan proses bisnis, meningkatkan produktivitas, dan memberikan pengalaman pelanggan yang unggul. Dengan teknologi AI yang diterapkan secara efektif, bisnis dapat mengidentifikasi peluang baru, menghadapi tantangan kompleks, dan membuat keputusan yang lebih cerdas dan akurat.

Akan tetapi, Kieran juga mengingatkan bahwa dalam era modern yang semakin terhubung, ketahanan siber dan keamanan data menjadi faktor kritis bagi setiap negara dan organisasi. Ketika infrastruktur dan data penting disimpan dan diolah di lingkungan cloud hibrida yang kompleks, tantangan keamanan semakin kompleks dan beragam.

Oleh karena itu, penting bagi negara dan organisasi untuk memiliki pendekatan yang holistik dan proaktif dalam menjamin keselamatan dan melindungi aset berharga mereka.

Pertama-tama, memastikan keamanan dan perlindungan bagi rakyat perlu untuk menjadi prioritas utama. Mengamankan data pribadi dan informasi sensitif warga negara adalah tanggung jawab negara dalam menciptakan lingkungan yang aman dan dapat dipercaya bagi semua warga.

Sistem keamanan siber yang kuat dan up-to-date harus diimplementasikan untuk mencegah akses tidak sah ke data individu dan potensi ancaman siber lainnya. Selain itu, kesadaran akan risiko siber dan edukasi tentang praktik keamanan digital juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat berkontribusi dalam melindungi diri mereka sendiri dan saling melindungi.

Ketahanan nasional juga berhubungan dengan keamanan infrastruktur penting negara. Dalam era teknologi informasi yang semakin maju, infrastruktur kritis seperti sistem listrik, transportasi, dan telekomunikasi sangat rentan terhadap serangan siber. Memastikan perlindungan dan keamanan infrastruktur ini menjadi sangat penting untuk melindungi negara dari potensi kerugian besar. Pemerintah perlu berinvestasi dalam keamanan siber tingkat tinggi dan mengembangkan strategi defensif yang kuat untuk menghadapi ancaman siber yang terus berkembang.

Selain itu, dalam lingkungan cloud hibrida yang kompleks, kolaborasi data menjadi kunci dalam memajukan inovasi dan memperkuat kapabilitas organisasi. Namun, kolaborasi ini juga membawa risiko potensial terkait keamanan dan kerahasiaan data.

Oleh karena itu, organisasi harus mengadopsi pendekatan yang matang untuk mengurangi risiko ini, seperti menerapkan enkripsi data, mengatur akses data dengan bijaksana, dan mengimplementasikan kontrol akses yang ketat. Selain itu, kerjasama dengan penyedia layanan cloud dan pemangku kepentingan lainnya juga penting untuk memastikan standar keamanan dan privasi yang tinggi.

Technologi Case Study

Raymond Goh∶  Pengelolaan Smart Data Mendorong Inovasi, Stabilitas, dan Kreativitas

Menurut Raymond Goh, Vice President of Sales Engineering, APJ di Veeam, dalam lanskap berbasis data saat ini, antisipasi Veeam dalam ketersediaan dan ketahanan data mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Data memiliki potensi untuk menjadi lebih cerdas, mampu untuk dengan sendirinya memprediksi ancaman dan memenuhi permintaan secara lancar.

“Pengelolaan data yang cerdas dapat mempercepat inovasi dan penyediaan layanan dan pengalaman digital baru yang meningkatkan cara kita hidup dan bekerja dengan memberikan wawasan segar dari data dan peningkatan produktivitas yang cepat,” katanya.

Memastikan transfer data yang aman antara infrastruktur multi-cloud adalah sangat penting. Selain itu, data harus memenuhi persyaratan lingkungan selalu aktif dan selalu terhubung untuk menjaga relevansinya dan ketersediaannya.

Veeam mengidentifikasi lima tahap penting yang menyusun jalur Pengelolaan Data Cerdas: Proteksi, Mobilitas, Observabilitas, Orkestrasi, dan Otomatisasi. Tahap-tahap ini memainkan peran sentral dalam mencapai pendekatan komprehensif dan cerdas dalam mengelola data dengan efektif.

Raymond menekankan pula pentingnya proteksi dalam memastikan bahwa semua data pekerjaan dapat diakses, bahkan ketika terjadi bencana, ancaman siber, kehilangan yang tidak disengaja, atau pencurian data. Ini melibatkan pengamanan semua beban kerja melalui cadangan, dan bila sesuai, memanfaatkan snapshot dan replikasi untuk meningkatkan ketahanan data.

Dengan menggunakan mobilitas, pemulihan cepat dari beban kerja yang ada di lokasi fisik maupun berbasis cloud menjadi lebih mudah, sehingga memungkinkan migrasi yang mulus di lingkungan cloud hibrida. Melalui penerapan mobilitas, bisnis dapat memastikan kelancaran operasi dan ketersediaan tinggi, sehingga data dan layanan penting mereka tetap terlindungi.

Lebih jauh, observabilitas memainkan peran penting dalam beralih dari pengelolaan data yang reaktif menjadi proaktif dan meningkatkan pengambilan keputusan bisnis. Dengan menyajikan pandangan komprehensif atas seluruh lanskap data, termasuk infrastruktur yang mendasarinya, observabilitas memberdayakan organisasi untuk mendapatkan wawasan berharga.

Pendekatan proaktif ini membantu mendeteksi potensi ancaman siber secara dini, memungkinkan langkah-langkah pencegahan untuk melindungi dari insiden keamanan. Selain itu, observabilitas memungkinkan bisnis untuk mengoptimalkan operasinya dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, seperti efisiensi dan inovasi.

Orkestrasi juga memiliki peran penting lainnya dalam lankskap ini. Dengan menggunakan alur kerja yang menjamin eksekusi konsisten dari proses backup, pemulihan, dan pengelolaan data yang biasanya manual dan sulit, orkestrasi dapat mengoptimalkan pemanfaatan data di seluruh sistem multi-cloud.

Di samping itu pula, otomatisasi juga dapat mengubah data menjadi informasi yang mengelola diri sendiri dan menyadari ancaman siber serta belajar bagaimana mengamankan dirinya untuk memenuhi kebutuhan bisnis atau mencapai tujuan TI yang lebih besar.

Raymond menyatakan bahwa Kelompok Data Domain dengan tegas memprioritaskan tata kelola data, arsitektur, perlindungan, berbagi, dan penyimpanan. Dengan mengimplementasikan inisiatif-inisiatif ini, kelompok tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi melaksanakan prosedur efisien dalam pengelolaan data, sehingga data dapat dimanfaatkan dan dilindungi secara efektif sepanjang siklus hidupnya.

Raymond menjelaskan bahwa domain ini terstruktur ke dalam kategori berikut: Klasifikasi Data, Perlindungan Data, Perolehan Data, Pengolahan dan Fusi Data, serta Akses dan Distribusi Data. Setiap domain menguraikan persyaratan khusus untuk akses, distribusi, dan pemanfaatan data, yang penting untuk praktik berbagi data yang mulus dan aman di antara pemangku kepentingan yang relevan.

Klasifikasi Data mencakup dua kerangka penting: Kerangka Klasifikasi Keamanan dan Kerangka Sensitivitas Informasi. Kerangka Klasifikasi Keamanan memandu lembaga tentang cara mengklasifikasikan data berdasarkan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pengungkapan tanpa izin terhadap kepentingan lembaga, kepentingan nasional, atau keamanan nasional.

Di sisi lain, Kerangka Sensitivitas Informasi menginstruksikan lembaga tentang cara mengklasifikasikan data berdasarkan dampak potensial yang dapat timbul dari pengungkapan dengan izin terhadap individu atau entitas.

Perlindungan Data, atau yang biasa disebut “keamanan data,” melibatkan langkah-langkah yang diambil untuk menjaga privasi, akurasi, dan ketersediaan data. Untuk mencapai hal ini, organisasi atau lembaga menerapkan Metodologi Penilaian Risiko Keamanan Data, yang memungkinkan mereka menilai risiko keamanan data dan mengadopsi pendekatan berbasis risiko untuk perlindungan data. Hal ini memastikan bahwa Keseluruhan Pemerintahan (WoG) memiliki strategi standar untuk melindungi data dan menerapkan tingkat tindakan keamanan yang sesuai.

Perolehan Data, yang mencakup Minimalisasi Data menentukan bahwa lembaga harus menghindari mengumpulkan lebih banyak data dari yang diperlukan untuk mengurangi risiko penggunaan dan pengungkapan tanpa izin. Sebaliknya, mereka harus menggunakan Platform Data Keseluruhan Pemerintahan (WoG) untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk kasus penggunaannya.

Hal ini melibatkan memastikan bahwa data yang diperoleh akurat, konsisten, tepat waktu, relevan, dan lengkap. Untuk meningkatkan penemuan data, lembaga harus mempertahankan metadata yang akurat dan membuat data dapat dicari. Selain itu, memastikan kualitas data sangat penting dalam proses perolehan data.

Selanjutnya, Pengolahan dan Fusi Data mencakup upaya untuk meminimalkan kesalahan yang muncul dari pengolahan data, seperti kesalahan pemrograman, kesalahan penginputan data, dan kesalahan perhitungan. Ini juga melibatkan mengurangi risiko re-identifikasi tanpa izin terhadap individu atau entitas yang dapat terjadi ketika kumpulan data yang tidak teridentifikasi dipadukan atau diintegrasikan.

Akses dan Distribusi Data melibatkan lembaga dalam mematuhi alasan-alasan khusus untuk berbagi data, seperti persyaratan hukum atau perintah pengadilan, kepentingan publik, persetujuan jelas, atau persetujuan tersirat.

“Saat ini, serangan siber telah menjadi ancaman umum, dan ransomware adalah salah satu yang paling berbahaya,” pungkas Raymond. “Sulit dan rumit untuk pulih setelah serangan seperti ini.”

Solusi instan seringkali kurang mampu menangani akibat serangan ransomware. Namun, Veeam menonjol karena menyediakan pendekatan yang komprehensif dan disesuaikan untuk pemulihan data, memastikan bisnis dapat secara efektif memulihkan data mereka dalam kejadian serangan ransomware.

Memang, meskipun beberapa vendor mungkin mengklaim menawarkan solusi ukuran satu untuk semua, Veeam memahami bahwa lingkungan setiap organisasi adalah unik, dengan kebutuhan dan tujuan yang berbeda. Pendekatan Veeam berfokus untuk memberikan pilihan dan fleksibilitas kepada klien mereka. Mereka memberdayakan bisnis untuk memutuskan tingkat kinerja dan keamanan yang paling sesuai dengan persyaratan mereka.

Apa yang membedakan Veeam adalah fokusnya pada pemulihan data. Berbeda dengan perusahaan lain, tujuan utama Veeam yakni adalah dengan membantu orang dalam memulihkan data mereka. Setiap aspek dari penawaran mereka dirancang dengan cermat untuk membantu bisnis dalam melakukan backup data dengan efisien dan dengan cepat mengembalikannya ke produksi, bahkan setelah mengalami krisis.

Pemberian opsi yang disesuaikan oleh Veeam memungkinkan bisnis untuk menyusun strategi pengelolaan dan perlindungan data mereka untuk hasil optimal, sementara dedikasinya pada pemulihan data memperkuat reputasinya sebagai mitra yang dapat diandalkan untuk solusi perlindungan data yang kuat.

“Memilih Veeam berarti memilih mitra yang bekerja secara kolaboratif dengan Anda, bukan hanya memberlakukan solusi yang kaku,” simpul Raymond. “Kemampuan mereka meluas jauh melebihi contoh kecil; mereka mencakup beragam metode untuk mengatasi berbagai tantangan yang muncul selama pemulihan data dari serangan siber.”

Technology Case Study

Taylor Chan ∶ Komputasi cloud menjadi pilar utama dalam transformasi digital

“Sebanyak 80% dari organisasi pemerintahan masih berada pada tahap kematangan digital awal atau berkembang,” ungkap Taylor Chan selaku Head of Sales Engineering untuk SolarWinds Asia Tenggara. Hal ini menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi oleh sektor publik dalam menghadapi era transformasi digital yang cepat. Meskipun adopsi teknologi digital terus berkembang, masih ada banyak ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut di sektor ini.

Taylor menjelaskan bahwa akan ada beberapa tren yang dapat mengakselarisasi bisnis agar lebih produktif dalam beberapa tahun ke depan. Beberapa teknologi tersebut di antaranya adalah komputasi cloud, kecerdasan buatan (AI), keamanan siber, penggunaan Internet of Things (IoT) dan teknologi 5G, automisasi proses bisnis, dan analisis berbasis data.

Menurut Taylor, adopsi komputasi cloud telah menjadi pilar utama dalam transformasi digital. Mengintegrasikan layanan cloud memungkinkan organisasi untuk mengakses sumber daya komputasi dan infrastruktur secara fleksibel, sehingga meningkatkan skalabilitas, efisiensi, dan mobilitas kerja.

Taylor menekankan bahwa penerapan model bisnis, model operasional, dan platform baru merupakan langkah penting bagi organisasi untuk terus relevan dan berdaya saing di era digital yang terus berkembang. Dalam menghadapi transformasi digital yang cepat, menghindari proses kuno dan mekanisme yang menyebabkan gangguan menjadi sangat krusial bagi kesuksesan organisasi.

Mengadopsi praktik digital sebagai alternatif dari loket fisik adalah langkah maju yang menguntungkan. Dalam dunia yang semakin terhubung dan serba digital, konsumen semakin mengharapkan kemudahan dan kenyamanan dalam berinteraksi dengan layanan publik dan perusahaan. Dengan menyediakan akses ke layanan melalui platform digital, organisasi dapat mengurangi birokrasi, meningkatkan efisiensi, dan memberikan pengalaman yang lebih lancar kepada pelanggan.

Pemanfaatan teknologi terbaru dan analitika adalah elemen penting dalam strategi transformasi digital. Teknologi seperti AI, komputasi cloud, IoT, dan blockchain menawarkan peluang luar biasa dalam meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan rantai pasokan, dan memahami pola perilaku pelanggan. Melalui analisis data yang mendalam, organisasi dapat mengidentifikasi tren, memprediksi kebutuhan pasar, dan mengambil keputusan yang lebih cerdas berdasarkan bukti yang akurat.

Investasi dalam teknologi yang sedang berkembang adalah investasi di masa depan. Dalam industri yang bergerak cepat, tetap berada di garis depan teknologi adalah kunci untuk bertahan dan berkembang. Mengalokasikan sumber daya dan modal untuk mengadopsi teknologi yang sedang naik daun, seperti realitas virtual (VR), realitas augmentasi (AR), atau komputasi kuantum, akan memberikan keunggulan kompetitif jangka panjang dan membuka peluang baru bagi pertumbuhan bisnis.

Namun, perlu diingat bahwa adopsi teknologi baru juga harus disertai dengan pendekatan yang bijaksana dan bertanggung jawab. Mengidentifikasi risiko potensial, memperhatikan privasi data, dan mematuhi peraturan yang berlaku adalah hal-hal penting dalam proses transformasi digital. Keberhasilan dalam mengintegrasikan teknologi baru dengan model bisnis yang ada akan sangat bergantung pada perencanaan yang matang dan eksekusi yang tepat.

Melihat potensi dari tren teknologi tersebut, organisasi pemerintahan harus bersiap menghadapi perubahan dan mengadopsi langkah-langkah transformasi digital yang tepat. Penting bagi mereka untuk mengenali nilai strategis dari teknologi dan memastikan investasi yang tepat sesuai dengan tujuan dan kebutuhan bisnis.

Selain itu, kesadaran akan tantangan etika dan keamanan yang mungkin muncul dari penerapan teknologi ini harus selalu diperhatikan, untuk memastikan bahwa adopsi teknologi berjalan dengan bertanggung jawab dan aman.

“Kemanan siber harus berbanding lurus dengan tingkat modernisasi teknologi yang diimplementasikan ke dalam organisasi,” ungkap Taylor.

Technologi Case Study

Shanmuga Sunthar ∶  Data Assets Membantu Pengambilan Keputusan yang Terinformasi

Shanmuga Sunthar, Direktur, Data Architecture & Chief Evangelist, APAC, Denodo, mengamati munculnya upaya transformasi dan disruptif yang telah menciptakan sebuah aset data baru. Aset-aset ini memberikan pengetahuan dan wawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi organisasi publik dan swasta dalam berbagai aspek, seperti operasi, kinerja, peluang baru, pengalaman masyarakat, dan keuntungan kompetitif.

Namun, untuk memaksimalkan potensi aset-aset data tersebut, diperlukan penggunaan yang efisien dari sumber daya organisasi. Untuk mencapainya, organisasi perlu secara efektif menyatukan, mengakses, mengintegrasikan, mengelola, dan memanfaatkan data mereka secara maksmimal.

Akan tetapi, pada masa sekarang, dunia menghadapi tantangan yang kompleks karena data yang terpecah-pecah dan keterbatasan dalam cara yang masih konvensional dalam mengelola data. Oleh karena itu, menggali potensi penuh dan memanfaatkan kekuatan data menjadi tugas yang menantang bagi organisasi.

Shanmuga menyoroti kekakuan dan fragmentasi yang umum dalam lanskap data, menyebabkan kurangnya integrasi dan pandangan penuh di seluruh perusahaan. Dia juga menunjukkan bahwa perluasan salinan data untuk mendukung aplikasi yang berbeda menyebabkan ketidakefisienan dan peningkatan laten. Selain itu, pendekatan integrasi data ke data lain saat ini memiliki banyak kekuranagan, di antaranya memerlukan biaya mahal, mendorong kualitas data yang buruk, serta kurang memiliki fleksibilitas.

Banyak ditemukan bahwa data kurang memadai dalam hal kualitas untuk keperluan analisis atau personalisasi, dan kurang teratur dalam hal organisasi, aksesibilitas, dan kemampuan untuk berbagi yang sesuai untuk menciptakan nilai dan mendukung analisis. Selain itu, penggunaan data untuk analisis dan aplikasi terganggu oleh waktu yang signifikan yang dihabiskan untuk mencari dan mempersiapkan data. Situasi ini semakin rumit dengan tantangan keamanan dan tata kelola berbasis aplikasi.

Shanmuga menunjukkan bahwa arsitektur data saat ini dianggap membatasi, yang telah menyebabkan eksplorasi pendekatan alternatif. Analis global menekankan pentingnya organisasi untuk beralih ke arsitektur logis yang berkembang. Upaya sebelumnya untuk menggabungkan data menjadi repositori tunggal seperti Data Warehouse dan Data Lake tidak menghasilkan hasil yang sukses.

Konsep pendekatan terdesentralisasi untuk manajemen data muncul pada tahun 2019, dengan fokus pada kepemilikan dan tanggung jawab. Alih-alih hanya mengandalkan fungsi TI pusat untuk membangun gudang data, pendekatan ini menyarankan kepemilikan yang khusus untuk setiap domain. Dengan menggabungkan prinsip-prinsip ini, organisasi dapat menghasilkan manfaat yang signifikan dalam hal manajemen data.

Menurut Shanmuga, tujuan dari Fabric adalah untuk secara efektif menggabungkan beragam sumber data dan menyediakan data yang tepercaya kepada konsumen yang relevan melalui lapisan yang bersatu. Proses ini memerlukan metadata dan tata kelola yang kuat, mendorong berbagi data organisasi, dan memastikan konsistensi global untuk meningkatkan kegunaan data.

Fabric memiliki tujuan untuk memberikan satu sumber kebenaran dan data yang dapat dipercaya, tetapi mungkin juga memperkenalkan lebih banyak prosedur birokrasi dan memerlukan kehadiran teknologi informasi yang kuat,” terang Shanmuga. “Konsep ini berpusat pada domain bisnis yang memiliki dan mengembangkan data sebagai produk sesuai dengan preferensi mereka.”

Berbagi antardomain, tata kelola, dan kontrol memainkan peran penting. Data dikirim sebagai produk terdistribusi, berada di tempat data itu dibuat. Akan tetapi, data dapat membuatnya sulit untuk ditemukan jika dilakukan tanpa platform berbagi pusat data. Ketika kepemilikan data didelegasikan, hal ini dapat memberikan otonomi dan kecepatan domain bisnis dalam pengembangan data berdasarkan keahlian mereka.

Namun, pendekatan terdesentralisasi ini dapat membuat informasi lebih kompleks karena pengurangan kontrol pusat, yang berpotensi menyebabkan duplikasi.

Shanmuga menyebut National Health Service (NHS) sebagai contoh, yang beroperasi melalui lebih dari 14 dewan wilayah, berfungsi sebagai dewan nasional yang bertanggung jawab untuk

menyediakan layanan terkait kesehatan. NSS memainkan peran penting dengan menyediakan data penting kepada lebih dari 10.000 pasien di NHS Skotlandia dan sektor publik yang lebih luas.

NSS berhasil mencapai lapisan data yang terpusat, aman, terkontrol, dan diaudit dengan memanfaatkan Denodo (sebuah perusahaan teknologi yang mengembangkan perangkat lunak untuk virtualisasi data dan integrasi data) bersama dengan data warehouse, data lake, dan logical data warehouse. Pendekatan ini memungkinkan mereka secara efektif mengelola dan menyediakan layanan data kepada pemangku kepentingan mereka sambil memastikan integritas data dan kepatuhan terhadap persyaratan keamanan dan audit.

“Berkat lapisan data yang terpusat yang disediakan oleh Denodo dan kombinasi dari data warehouse, data lake, dan logical data warehouse, data NSS dapat mengalir melalui salah satu atau semua pilar ini berdasarkan apa yang paling sesuai untuk proyek atau kasus penggunaan tertentu,” kata Shanmuga.

Implementasi prosedur tata kelola data, keamanan, dan perlindungan yang kuat oleh NSS memastikan data tetap aman, sesuai, dan terlindungi selama lancar dan digunakan dalam organisasi. Pendekatan komprehensif ini memungkinkan NSS untuk memaksimalkan aset data mereka sambil tetap mempertahankan integritas data dan mematuhi persyaratan regulasi. Dengan demikian, NSS menciptakan arsitektur data yang lebih cepat, lebih efektif, dan lebih dapat beradaptasi untuk mempercepat inovasi.

Selama pandemi, NHS memajukan diri dalam rantai nilai data untuk menggabungkan analisis prediktif dan preskriptif. Platform ini memfasilitasi penggabungan data dari laboratorium NHS Inggris dan Skotlandia, memungkinkan pengetahuan awal terkait penyebaran, dampak, dan formulasi penyakit. Kemampuan ini terbukti krusial dalam mengelola pandemi secara efektif dan membuat keputusan yang terinformasi untuk menjaga kesehatan masyarakat.

Solusi Denodo memainkan peran penting bagi organisasi untuk mengubah data menjadi aset strategis. Dengan menghilangkan hambatan data dan menyederhanakan operasi data, Denodo dapat memberdayakan organisasi untuk mencapai tata kelola data yang efisien, pengiriman layanan yang lebih baik, dan keterlibatan masyarakat yang lebih baik.

“Dengan pendekatan komprehensif yang memanfaatkan potensi penuh dari data, solusi Denodo bagi organisasi untuk mengubah data menjadi aset strategis berhasil mendorong inovasi dalam bidang mereka masing-masing,” demikian kesimpulan Shanmuga.

POWER TALK: Menciptakan transformasi digital yang inklusif, adil, dan berkelanjutan

Indra Utoyo∶  Bank harus bertransformasi lebih maju dan cepat untuk dapat tetap bersaing

Pandemi COVID-19 telah mengguncang perilaku semua negara, termasuk Indonesia. Terjadinya pandemi COVID-19 memaksa kita semua untuk beradaptasi dengan teknologi, tak terkecuali dalam kepentingan transaksi perbankan, dimana bank digital menjadi pilihan nasabah dalam bertransaksi di sektor keuangan karena mudah, cepat, dan efisien.

Bertransformasi menjadi bank digital juga dapat meningkatkan lebih banyak nasabah dan fee base income bagi bank karena dapat berkolaborasi dengan fintech maupun e-commerce serta dapat efisien dalam mengelola aset bank yang pada akhirnya dapat meningkatkan profit bank secara eksponensial.

Akan tetapi, dalam melakukan transformasi menjadi bank digital, perbankan harus memiliki fondasi yang kuat, tertutama dalam hal infrastruktur dan keamanan data nasabah yang rentan dari risiko hacking (cybercrime). Teknologi sudah menjadi kunci utama dalam memenangkan persaiangan dan tetap sustain dalam menjalankan bisnis di era Revolusi Industri 4.0. Maka dari itu, sektor perbankan di Indonesia dituntut agar dapat terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik kepada nasabahnya.

Indra Utoyo, President Director di Allo Bank, menegaskan bahwa secara perlahan, orang Indonesia sudah mulai menggunakan transaksi digital (cashless) dibandingkan dengan uang kertas. Hal ini merupakan salah satu kesadaran yang dialami masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-harinya. Nasabah hanya perlu menggunakan smartphone dan koneksi internet untuk membuka rekening atau mengakses layanan keuangan lainnya.

Dengan melihat pola perilaku nasabah yang kian adaptif dan revolusioner, perusahaan bank juga harus dapat bertransformasi jauh lebih maju untuk dapat tetap bersaing di tengah-tengah perkembangan teknologi yang sangat cepat.

Indra menegaskan bahwa kepuasan nasabah adalah prioritas Allo Bank. Salah satu yang dilakukan Allo Bank dalam meningkatkan kepuasan adalah dengan meningkatkan data transaksi nasabah menggunakan komputasi cloud.

Akhir-akhir ini, Allo Bank bekerjasama dengan salah satu perusahaan cloud di Indonesia untuk menyediakan sistem manajemen database TDSQL bersama dengan sumber daya komputasi dan penyimpanan, sehingga bank dapat mengelola jumlah data besar secara efisien.

Dengan memanfaatkan kemampuan komputasi cloud, Allo Bank juga dapat mengurangi biaya dan mengakses solusi keamanan yang dapat mendeteksi risiko di sisi aplikasi perbankan.

Indra mengatakan bahwa bank sedang berada di bawah tekanan untuk dapat mengelola data dengan jumlah yang besar, menangani transaksi dengan frekuensi tinggi, memastikan keamanan online, dan mengelola pengendalian risiko. Dengan demikian, penting bagi Allo Bank untuk menyediakan keamanan yang kuat untuk melindungi data nasabahnya.

Eddi Danusaputro∶ Bermitra dengan startup kreatif dan perusahaan digital untuk tetap unggul dalam persaingan

Eddi Danusaputro, CEO Bank Negara Indonesia (BNI) Ventures, memahami pentingnya percepatan pertumbuhan ekonomi melalui transformasi teknologi. Ia percaya bahwa memanfaatkan kekuatan kemajuan teknologi adalah penting untuk mendorong inovasi, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan output di berbagai sektor ekonomi. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan peluang baru, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi yang substansial.

BNI Ventures, sebagai perusahaan modal ventura korporat dari BNI, didirikan pada tahun 2022 dan berpusat di Jakarta. Sebagai kekuatan pendorong di balik transformasi teknologi, BNI Ventures memainkan peran penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi.

“BNI Ventures berkomitmen untuk membantu komunitas startup di Indonesia untuk tumbuh,” kata Eddi. “Upaya perusahaan ini telah membantu menjadikan Indonesia sebagai tempat yang lebih baik untuk hidup dengan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan inovasi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.”

BNI Ventures berinvestasi dalam perusahaan tahap awal yang menggunakan teknologi untuk mengatasi masalah dunia nyata. Fokus investasinya termasuk di bidang fintech, healthtech, dan edtech, guna mendorong inovasi dan mendisrupsi industri-industri konvensional. Investasi strategis ini dirancang untuk membuka peluang pasar baru dan menciptakan dampak positif pada perekonomian, mendorongnya menuju masa depan yang dinamis.

“Dengan memberikan dana, nasihat, dan sumber daya lainnya kepada startup dan perusahaan ini, BNI Ventures berharap dapat membantu mereka tumbuh dan berhasil, yang pada akhirnya dapat membantu perekonomian Indonesia secara keseluruhan,” jelas Eddi. “Investasi strategis ini dapat membantu mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, memudahkan layanan perbankan, dan meningkatkan infrastruktur digital negara.”

BNI Ventures bekerja sama dengan startup ini untuk menjajaki apakah teknologi mereka dapat diintegrasikan ke dalam operasi bank, meningkatkan daya saingnya, dan memberikan layanan-layanan terdepan bagi pelanggan. Hubungan yang saling menguntungkan ini memungkinkan startup untuk mengakses pangsa pasar pelanggan yang luas, sementara BNI mendapatkan cara inovatif untuk meningkatkan layanannya.

“Bekerjasama dengan startup dan organisasi yang membantu kelompok yang kurang terlayani dalam belajar menggunakan komputer dan internet,” jelas Eddi. “Dengan mengedukasi orang-orang bagaimana menggunakan teknologi untuk keuntungan mereka, BNI Ventures dapat membantu mereka lebih berhasil berpartisipasi dalam ekonomi digital.”

BNI Ventures juga memprioritaskan investasi pada startup yang menangani tantangan-tantangan sosial dan lingkungan, seperti kesehatan, pendidikan, energi bersih, dan pertanian ramah lingkungan. Mereka mendorong startup untuk mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan dan teknologi-teknologi yang mempromosikan keberlanjutan. Eddi menganjurkan untuk berinvestasi pada bisnis-bisnis yang mengapresiasi prinsip ekonomi sirkular, meminimalkan limbah, dan mengurangi jejak karbon.

Dengan berinvestasi pada bisnis-bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan mendukung inisiatif-inisiatif yang peduli lingkungan, BNI Ventures berusaha memberikan dampak positif pada dunia dan berkontribusi pada keberlanjutan sosial dan lingkungan. Upaya mereka bertujuan untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan sambil membentuk masa depan yang lebih hijau bagi generasi mendatang.

Eddi menyoroti bahwa berbagai tren teknologi saling terkait dan memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan eksponensial. Tren-tren ini termasuk clean tech dan 5G, yang dapat merevolusi komunikasi dan efisiensi energi. Selain itu, konvergensi kecerdasan buatan (AI) dan automasi sedang mengubah industri, sementara teknologi blockchain menjanjikan keamanan dan transparansi yang lebih baik. Internet of Things (IoT) menghubungkan perangkat dan data, membuka jalan bagi sistem yang lebih cerdas dan efisien.

“Dengan tetap berada di garis depan tren teknologi ini, BNI Ventures bertujuan untuk memanfaatkan potensi mereka dalam mendorong inovasi dan kemajuan ekonomi,” ungkapnya. “Di dunia yang terus berubah dengan cepat seperti saat ini, penting untuk memanfaatkan peluang-peluang teknologi baru dan mengatasi disrupsi digital dengan baik jika ingin membangun masa depan yang kuat dan tangguh.”

Untuk tetap selaras dengan perubahan teknologi, penting untuk mendorong karyawan untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru. Eddi menganjurkan untuk membudayakan lingkungan yang sangat menghargai kreativitas, rasa ingin tahu, dan keinginan untuk menjelajahi teknologi-teknologi baru. Dia percaya dalam memberikan sumber daya yang diperlukan kepada karyawan, seperti waktu, pendanaan, dan dukungan, untuk bereksperimen dengan ide-ide inovatif dan teknologi-teknologi canggih.

Dengan membina lingkungan yang mendorong eksplorasi dan percobaan, BNI Ventures bertujuan untuk memanfaatkan potensi penuh dari tenaga kerjanya, menghasilkan pertumbuhan, terobosan, dan kemajuan berkelanjutan dalam ranah teknologi dan lebih jauh.

Eddi menekankan pentingnya membangun infrastruktur digital yang kokoh, aman, dan dapat diperluas di dalam organisasi. Ia menekankan penggunaan cloud computing untuk meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi. Selain itu, ia menganjurkan untuk berinvestasi dalam langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data sensitif dan mencegah ancaman siber. Pembaruan rutin pada perangkat keras dan perangkat lunak juga krusial untuk memastikan organisasi tetap berada di garis depan kemajuan teknologi dan mempertahankan daya saing di lanskap digital.

Eddi dengan tegas percaya pada kekuatan kemitraan dengan startup dan perusahaan teknologi untuk mendapatkan akses pada solusi-solusi terdepan dan menjaga keunggulan kompetitif. Kolaborasi dengan startup dapat memberikan ide-ide segar dan kemampuan beradaptasi kepada organisasi guna mengarah pada transformasional dan terobosan inovatif.

Eddi menegaskan bahwa analitik data dan AI berperan penting dalam memberikan wawasan mendalam, mengidentifikasi tren, dan membuat keputusan berdasarkan informasi. Dengan mengadopsi pendekatan berbasis data, organisasi dapat meningkatkan kinerja dan pengalaman pelanggan yang unggul.

Dedikasi BNI Ventures untuk mengadopsi kemitraan strategis dengan startup dan perusahaan teknologi memungkinkan mereka untuk membuka potensi penuh dari teknologi-teknologi yang muncul, menempatkan mereka sebagai pemimpin industri. Dengan tetap berada di garis depan inovasi, perusahaan dapat menawarkan pelanggan solusi-solusi terbaru dan paling berdampak, memperkaya pengalaman mereka dan mencapai kesuksesan.

“Dengan memanfaatkan teknologi digital, BNI Ventures dapat membuat pilihan yang lebih cerdas, meningkatkan proses, dan menumbuhkan budaya inovasi,” tutup Eddi. “Dengan kemajuan transformasional ini, perusahaan bertujuan untuk tetap tanggap dan responsif terhadap kebutuhan dinamis pelanggan dan lanskap pasar yang selalu berubah, membuka jalan pertumbuhan yang berkelanjutan dan keunggulan di era digital.”

Yudhistira Nugraha∶ Warga Jakarta dapat mengakses informasi Jakarta hanya dengan satu aplikasi

Begitupun yang dilakukan oleh Yudhistira Nugraha selaku Direktur Jakarta Smart City. Jakarta Smart City adalah program inovatif yang digagas oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Indonesia, dengan tujuan untuk menciptakan kota yang lebih cerdas, terhubung, dan berkelanjutan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta, memperkuat layanan publik, dan mendukung pembangunan kota yang berwawasan teknologi.

Yudhistira menjelaskan bahwa sebagai bagian dari program Jakarta Smart City, berbagai teknologi digital dan solusi cerdas diterapkan untuk mengoptimalkan berbagai aspek kehidupan kota, termasuk infrastruktur, layanan publik, transportasi, pemerintahan, pendidikan, kesehatan, keamanan, dan lainnya. Dengan demikian, program ini mencakup berbagai sektor dan berupaya meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kenyamanan bagi warga kota.

Salah satu fokus utama Jakarta Smart City adalah penggunaan data dan analisis cerdas. Pemerintah mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber, termasuk sensor Internet of Things (IoT), kamera pengawas, media sosial, dan sistem pemerintahan lainnya. Data yang dikumpulkan ini digunakan untuk mengidentifikasi pola, memprediksi tren, dan mengambil keputusan berdasarkan bukti yang akurat. Hal ini membantu pemerintah memahami kebutuhan warga, merespons perubahan kondisi, dan meningkatkan perencanaan dan pengambilan keputusan secara efektif.

Melalui aplikasi dan platform digital, warga Jakarta dapat dengan mudah mengakses informasi dan layanan publik. Misalnya, aplikasi Jakarta Smart City menyediakan informasi tentang lalu lintas, transportasi umum, cuaca, fasilitas kesehatan, acara publik, dan lain-lain. Warga juga dapat melaporkan masalah kota, seperti jalan rusak atau gangguan layanan, sehingga pemerintah dapat merespons dengan cepat.

“Warga Jakarta dapat memperoleh informasi mengenai apapun di Jakarta hanya dengan satu aplikas,” ungkapnya.

Selain itu, Yudhistira juga menjelaskan bahwa Jakarta Smart City berupaya menciptakan kota yang lebih aman dan terhubung. Misalnya, sistem kamera pengawas dan analisis video digunakan untuk memantau keamanan di berbagai wilayah. Juga, sistem transportasi pintar berkontribusi dalam mengoptimalkan mobilitas dan mengurangi kemacetan. Penerapan teknologi cerdas ini memberikan dampak positif bagi kehidupan warga dan memberdayakan mereka untuk berpartisipasi dalam membangun kota yang lebih maju.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi terus-menerus, program Jakarta Smart City kian berkembang dan beradaptasi untuk mengatasi berbagai tantangan perkotaan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat, Jakarta Smart City menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana penerapan teknologi cerdas dapat mengubah kota menjadi lingkungan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan cerdas.

Agus Rachmanto∶ Health digital transformation aims to provide better and more inclusive services

Lebih jauh, digital transformasi juga telah mengubah lanskap sektor kesehatan secara menyeluruh. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa dampak yang signifikan dalam meningkatkan kualitas, aksesibilitas, dan efisiensi layanan kesehatan. Agus Rachmanto selaku Kepala Deputi Digital Transformation Office di Kementrian Kesehatan RI menyatakan bahwa kementerian telah melakukan beragam inovasi di ranah kesehatan. Hal ini tentunya untuk meningkatkan perawatan kesehatan, diagnosa, pengobatan, manajemen data pasien, serta menyediakan informasi kesehatan yang akurat dan mudah diakses bagi masyarakat.

Di Indonesia sendiri, Kementrian Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, telah menetapkan ada 6 jenis transformasi yang akan dilakukan, yakni transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan. Agus mengatakan bahwa transformasi ini akan terus dikejar yang nantinya akan meluncurkan blue print Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 bersama United Nations Development Programme (UNDP).

Dalam upaya melakukan transformasi digital kesehatan, terdapat beberapa prinsip yang menjadi fokus perhatian. Kementerian Kesehatan RI menekankan bahwa prinsip ini mencakup perubahan paradigma, yaitu ketika fokus yang sebelumnya lebih tertuju pada pelaporan bagi pejabat harus bergeser menjadi pelayanan bagi masyarakat.

“Transformasi digital kesehatan harus bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan efisien kepada masyarakat, serta meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan layanan kesehatan,” tekan Agus.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa hasil dari transformasi teknologi kesehatan dapat diakses oleh berbagai pemangku kepentingan atau stakeholders. Kementerian Kesehatan RI meyakini bahwa teknologi digital kesehatan, termasuk big data, kecerdasan buatan (AI), dan pembelajaran mesin (machine learning), akan mengalami perubahan yang drastis di masa depan. Oleh karena itu, saat ini adalah kesempatan yang tepat untuk mengambil langkah maju guna membangun industri kesehatan masa depan yang fokus pada pemberian layanan kesehatan yang optimal.

“Melalui pendekatan yang inklusif dan kolaboratif, diharapkan transformasi digital kesehatan akan menjadi lebih komprehensif dan berdampak lebih besar bagi masyarakat. Seluruh pihak terkait diharapkan dapat bersinergi dalam memanfaatkan teknologi untuk mendorong inovasi dan pembaruan dalam layanan kesehatan, menuju terciptanya sistem kesehatan yang lebih adaptif, tanggap, dan berkualitas tinggi,” tutup Agus.

Technologi Case Study

Vivek Gullapalli∶ Organisasi harus mengadopsi tindakan keamanan siber yang proaktif

Di era digital, menjaga data telah menjadi prioritas penting, terutama menghadapi serangan ransomware yang semakin meningkat. Untuk mengurangi risiko yang terkait dengan ancaman tersebut dan memastikan operasi bisnis berjalan tanpa gangguan, organisasi harus mengambil tindakan proaktif. Tindakan ini termasuk mengimplementasikan sistem backup dan pemulihan yang kuat, meningkatkan kemampuan deteksi ancaman, dan memberikan pelatihan komprehensif kepada karyawan.

Menurut Vivek Gullapalli, Chief Information Security Officer untuk APAC di Check Point Software Technologies Ltd, pencegahan ancaman proaktif melibatkan pergeseran mendasar dari tindakan reaktif menjadi tindakan antisipatif. Alih-alih hanya merespons insiden setelah terjadi, organisasi harus secara aktif mengantisipasi dan menetralisir potensi ancaman sebelum mereka dapat menyebabkan kerusakan.

Solusi reaktif melibatkan penanganan insiden keamanan siber setelah terjadi, berarti bahwa organisasi merespons pelanggaran dan serangan setelah kerusakannya terjadi. Di sisi lain, tindakan proaktif berfokus pada mengidentifikasi dan mengatasi kerentanan dan kelemahan dalam sistem dan jaringan organisasi sebelum para penjahat siber memiliki kesempatan untuk mengeksploitasi mereka.

“Keamanan siber berbeda dari disiplin manajemen risiko lainnya karena sifat serangan siber, yang mirip dengan perang menggunakan senjata siber,” peringat Vivek.

Berbeda dengan risiko bisnis tradisional, serangan siber dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan, dan organisasi harus memahami konsep perang untuk membela diri dan bertahan. Hal ini membutuhkan perubahan pendekatan dan pola pikir dalam memahami dan mempersiapkan diri menghadapi potensi ancaman siber.

Mengingat lanskap siber yang terus berkembang pesat dan munculnya ancaman yang semakin canggih, arsitektur keamanan multi-lapisan yang menggabungkan berbagai solusi menjadi kunci dalam membentuk pertahanan yang tangguh terhadap berbagai serangan potensial. Pencegahan ancaman proaktif mengadopsi berbagai strategi dan praktik seperti Pelatihan Kesadaran Keamanan, Perlindungan Endpoint, dan Pengelolaan Patch.

“Dalam lanskap digital yang terus berkembang pesat saat ini, organisasi menghadapi beragam ancaman siber yang semakin canggih,” tekan Vivek. “Untuk melindungi data sensitif, melindungi aset berharga, dan menjaga kelangsungan bisnis, sangat penting bagi organisasi untuk mengadopsi strategi keamanan yang kuat dan komprehensif.”

Dalam lanskap keamanan siber yang dinamis, deteksi ancaman dan respons yang cepat menjadi kunci untuk melindungi aset dan data penting organisasi. Intelijen ancaman waktu nyata berperan penting dengan memberikan informasi terkini tentang tren ransomware terbaru dan serangan yang muncul.

“Intelijen ancaman waktu nyata memainkan peran penting dalam mendeteksi dan merespons ancaman dengan cepat, memberikan informasi terkini tentang tren ransomware terbaru,” ungkap Vivek.

Dengan memberdayakan tim keamanan dengan wawasan tepat waktu dan yang dapat dijalankan, organisasi dapat mengotomatisasi respons terhadap insiden dan meningkatkan efisiensi operasi keamanan mereka secara keseluruhan.

Sebelum COVID-19, Vivek menunjukkan bahwa ketergantungan masyarakat pada internet sudah cukup besar. Namun, pandemi lebih memperkuat ketergantungan ini, menyebabkan pergeseran signifikan menuju kerja jarak jauh dan adopsi teknologi cloud dengan cepat dan signifikan.

“Proliferasi perangkat pintar, termasuk di dalam rumah pintar, kota pintar, dan Internet of Things, belum pernah terjadi sebelumnya, menghasilkan dunia yang sangat terhubung saat ini,” jelasnya.

Pandemi mempercepat peralihan ke lingkungan kerja yang terdistribusi, seperti menyebarkan data ke pusat data, public cloud, dan platform SaaS. Transformasi ini menimbulkan tantangan baru dalam memastikan akses yang aman dalam mengelola beragam perangkat.

Perubahan signifikan termasuk migrasi aplikasi ke SaaS dan public cloud, adopsi kerja jarak jauh dan hybrid yang meluas, dan implementasi teknologi SD-WAN untuk konektivitas kantor yang lebih efisien. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, pendekatan komprehensif dan aman diperlukan untuk memungkinkan akses yang aman ke sumber daya perusahaan sambil memastikan keamanan jaringan untuk cabang-cabang jarak jauh.

Vivek memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana ThreatCloud (TC) bekerja, mengungkapkan bahwa ketika berkas EXE memasuki jaringan pelanggan, berkas tersebut melewati gerbang Quantum, yang kemudian meneruskannya ke TC.

Dalam ThreatCloud, lebih dari 60 mesin menilai berkas tersebut dan memberikan keputusan individual. Keputusan-keputusan ini kemudian digabungkan oleh mesin keputusan machine learning (ML) untuk mencapai keputusan akhir yang akurat, menentukan apakah berkas EXE tersebut aman atau berbahaya.

Penyebaran keputusan akhir tersebut secara menyeluruh di seluruh dunia memungkinkan organisasi untuk bertindak dengan cepat dan mengambil langkah-langkah pencegahan jika berkas yang dianalisis dinyatakan berbahaya. Waktu respons yang cepat ini, yang terjadi dalam waktu kurang dari 5 menit, memainkan peran penting dalam menghentikan serangan potensial sebelum menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Di jantung proses yang efisien ini terdapat mesin pembelajaran mendalam, teknologi canggih yang secara signifikan meningkatkan akurasi dan kecepatan analisis ancaman. Dengan memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan dan jaringan saraf, mesin pembelajaran mendalam terus belajar dari kumpulan data besar, mempertajam pemahamannya tentang ancaman siber yang terus berkembang.

Vivek mengungkapkan bahwa “Zero-Day dari Check Point Software Technologies” merupakan sebuah alat yang unik dan revolusioner, berkat keterintegrasiannya dengan ThreatCloud. Sistem perlindungan canggih ini memaksimalkan penggunaan koleksi senjata ThreatCloud yang lengkap, yang mencakup lebih dari 60 mesin kecerdasan buatan (AI) dan tradisional.

“Dalam dunia yang sangat terhubung dan terdigitalisasi seperti sekarang, organisasi menghadapi lanskap ancaman yang terus berkembang dan semakin kompleks yang menuntut strategi keamanan siber yang kuat dan proaktif,” jelaskan Vivek. “Tujuan utamanya adalah meningkatkan ketahanan dan kematangan siber sambil secara bersamaan mengurangi risiko dan biaya operasional.”

Untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadirkan oleh ancaman siber, pendekatan yang berlapis dan komprehensif sangat penting. Pendekatan ini melibatkan integrasi teknologi yang canggih, implementasi praktik manajemen risiko yang efektif, serta membangun budaya keamanan siber yang proaktif di seluruh organisasi.

“Pada akhirnya, satu-satunya cara untuk menjaga keamanan adalah mengadopsi tindakan keamanan siber proaktif untuk dapat lebih bisa mempertahankan diri dari ancaman siber yang baru dan canggih dari para hacker,” tutup Vivek.

Technologi Case Study

Chad Pasha∶ Skills-First Learning memberdayakan bakat pemerintah di era digital

“Siapa yang sudah menggunakan Coursera untuk mendukung kapasitas skill Anda?” Tanya Chad Pasha, Senior Advisor dan Head of APAC di Coursera for Government ketika pertama memasuki panggung untuk memberikan sambutannya siang itu. Beberapa partisipan dari pemerintahan kemudian mengangkat tangan dan menjelaskan kepada Chad terkait beberapa kelas yang sudah mereka ikuti di Coursera.

Chad menyadari bahwa di tengah-tengah perubahan cepat dalam tata kelola dan layanan publik, ada tuntutan penting untuk karyawan pemerintah yang kompeten dan fleksibel. Inti dari memenuhi permintaan ini adalah konsep “Skills-First Learning,” yang muncul sebagai pendekatan revolusioner untuk memberdayakan bakat pegawai pemerintah dengan memberi mereka keterampilan dan pengetahuan penting.

Chad menekankan bahwa Skills-First Learning berputar di sekitar membudayakan budaya pembelajaran sepanjang hayat di lembaga pemerintah. Pembelajaran berkelanjutan memberdayakan personel pemerintah untuk beradaptasi, berinovasi, dan secara proaktif menghadapi tantangan dinamis dunia modern.

Pendekatan ini mendorong para profesional di sektor publik untuk terus-menerus memperoleh keterampilan dan kompetensi baru sepanjang karir mereka, memungkinkan mereka untuk mengatasi tantangan modern dan mengambil peluang yang dibawa oleh era digital. Dengan demikian, mereka dapat tetap relevan dalam menghadapi perkembangan teknologi seiring dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah.

“Untuk memulai perjalanan skills-first yang berhasil, organisasi pemerintah harus terlebih dahulu mengidentifikasi kesenjangan keterampilan kritis dalam tenaga kerjanya,” Chad menekankan. “Ini memerlukan melakukan penilaian keterampilan menyeluruh dan menyelaraskan keterampilan yang diidentifikasi dengan tujuan strategis lembaga.”

Dengan menemukan area yang memerlukan perbaikan, program pelatihan dan pengembangan yang ditargetkan dapat dirancang untuk secara efektif mengatasi kesenjangan tersebut. Proses ini memastikan bahwa tenaga kerja dilengkapi dengan keterampilan dan pengetahuan yang tepat untuk memenuhi tantangan dan tujuan organisasi, mendorong tenaga kerja pemerintah yang lebih tangguh dan kompeten.

Skills-First Learning menekankan pentingnya program pelatihan yang lincah dan disesuaikan. Pendekatan satu ukuran untuk semua sering tidak memadai untuk beragam kebutuhan para profesional pemerintah. Sebagai gantinya, jalur pelatihan yang dipersonalisasi yang sesuai dengan gaya belajar, preferensi, dan peran pekerjaan individu mengarah pada pengembangan keterampilan yang lebih efisien dan retensi pengetahuan yang lebih baik.

Chad menegaskan bahwa platform pembelajaran digital memainkan peran penting dalam inisiatif Skills-First Learning. Dengan memanfaatkan e-learning, kelas virtual, simulasi interaktif, dan gamifikasi, lembaga pemerintah dapat menyediakan pengalaman pembelajaran yang menarik dan fleksibel bagi para karyawannya. Platform ini memfasilitasi pembelajaran berdasarkan kecepatan diri, mendorong para profesional untuk mengambil tanggung jawab atas pengembangan keterampilan mereka sendiri.

“Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah saat ini sering memerlukan solusi lintas disiplin,” Chad menunjukkan. “Skills-First Learning mendorong pelatihan lintas fungsional yang mendorong para profesional untuk menjelajahi keterampilan di luar domain tradisional mereka. Pendekatan lintas disiplin ini mendorong kolaborasi, pemecahan masalah kreatif, dan pemahaman yang lebih luas tentang masalah-masalah kompleks.”

Organisasi pemerintah juga dapat memanfaatkan kemitraan antara sektor publik dan swasta untuk meningkatkan inisiatif Skills-First mereka. Melalui mitra dengan entitas sektor swasta, lembaga akademis, dan pakar industri, mereka dapat mengakses program pelatihan khusus, teknologi terkini, dan studi kasus dunia nyata. Kolaborasi ini memfasilitasi transfer pengetahuan dan praktik terbaik, meningkatkan pengalaman pembelajaran secara keseluruhan bagi para profesional pemerintah.

Chad mengungkapkan bahwa Coursera sedang mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan aksesibilitas bagi para pembelajar di seluruh dunia dengan menggunakan terjemahan berbasis machine learning (ML). Dalam beberapa bulan mendatang, mereka berencana untuk menerjemahkan materi-materi kursus, seperti bacaan, teks terjemahan, kuis, penilaian, dan perangsang diskusi ke dalam beberapa bahasa, termasuk Spanyol, Prancis, Jerman, Arab, Portugis, Thai, dan Indonesia.

Bahasa-bahasa yang dipilih untuk diterjemahkan mencakup jumlah pembelajar global yang besar, dengan angka berikut: Spanyol (lebih dari 16 juta pembelajar), Arab (lebih dari 6,5 juta), Portugis (lebih dari 5 juta), Prancis (lebih dari 2 juta), Jerman (lebih dari 1,5 juta), Indonesia (lebih dari 1 juta), dan Thai (lebih dari 750.000). Lebih dari 35 juta pembelajar terdaftar, yang menggunakan bahasa-bahasa ini sebagai bahasa ibu mereka, akan mendapatkan manfaat dari terjemahan ini.

Langkah ini bertujuan untuk mengatasi hambatan bahasa dan membuat konten pendidikan berkualitas tinggi lebih mudah diakses oleh audiens global yang lebih luas, memberdayakan pembelajar dari berbagai latar belakang untuk terlibat dengan materi pembelajaran dalam bahasa ibu mereka.

Chad menyarankan bahwa pemerintah sebaiknya sepenuhnya mengadopsi teknologi dan inovasi untuk tetap berada di garis depan dan mendorong kemajuan. Coursera menawarkan platform berharga bagi pemerintah untuk berinvestasi dalam modal manusia, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, dan memelihara budaya pengetahuan dan pembelajaran berkelanjutan.

Chad yakin bahwa platform pembelajaran online Coursera sepenuhnya sesuai dengan upaya transformasi digital pemerintah. Platform ini memfasilitasi pembelajaran jarak jauh yang memungkinkan pegawai pemerintah dan masyarakat untuk mengakses sumber daya pendidikan kapan saja dan di mana saja. Hal yang demikian dapat membuka jalan bagi negara yang terampil dalam teknologi dan memiliki masyarakat yang diberdayakan secara digital.

Dengan memanfaatkan sumber daya Coursera, pemerintah dapat memberdayakan tenaga kerja dan warganya, mempercepat perkembangan sosial-ekonomi, dan menciptakan masa depan yang lebih menjanjikan bagi negara mereka.

“Melalui kekuatan pendidikan online, pemerintah dapat melepaskan potensi rakyatnya dan menempatkan negara mereka untuk sukses di lanskap global yang semakin kompetitif,” Chad menyimpulkan. “Dengan merangkul pembelajaran berbasis teknologi dan membudayakan pengembangan keterampilan berkelanjutan, mereka dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah dan makmur bagi negara dan warganya.”

Salam Penutup

Mohit Sagar berterima kasih kepada para partisipan yang sudah menghadiri acara untuk saling bertukar gagasan dan pengalaman. Menurutnya, kehadiran para peserta dalam acara tersebut merupakan bukti nyata dari semangat kolaborasi dan keinginan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di ranah transformasi digital di kawasan ASEAN. Diskusi dan pertukaran gagasan antara berbagai institusi merupakan langkah penting untuk saling mendukung dan memajukan upaya transformasi digital di wilayah ini.

Selama acara, Mohit mengapresiasi setiap kontribusi yang telah disampaikan oleh para panelis. Setiap pandangan dan pengalaman yang dibagikan memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana transformasi digital dapat memberikan manfaat bagi organisasi dan masyarakat. Dengan mendengarkan berbagai sudut pandang, peserta acara dapat melihat potensi dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam perjalanan menuju transformasi digital.

Bagi Mohit, transformasi digital dalam organisasi adalah suatu keharusan untuk mencapai pertumbuhan dan keberhasilan jangka panjang. Dengan mengadopsi teknologi yang tepat dan mengubah proses bisnis yang lebih tradisional, organisasi dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas anggota mereka. Efisiensi yang dihasilkan dari transformasi digital juga berdampak pada aspek keuangan, yaitu ketika penghematan biaya dapat dialokasikan untuk pendanaan proyek lain yang lebih strategis.

Melalui penerapan teknologi yang sesuai, organisasi pemerintahan dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. Dalam era digital yang semakin terhubung, masyarakat mengharapkan aksesibilitas, transparansi, dan kecepatan dalam berinteraksi dengan pemerintah dan lembaga publik. Dengan adopsi tren teknologi yang sedang berkembang, seperti komputasi cloud, kecerdasan buatan, dan IoT, pemerintah dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan publik yang disediakan.

Transformasi digital juga merupakan langkah penting dalam membangun masyarakat yang lebih maju dan terhubung secara digital. Dengan menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan, masyarakat dapat merasakan manfaat dari perkembangan teknologi yang lebih luas. Penggunaan teknologi digital juga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan penguatan partisipasi warga.

Namun, Mohit juga menyadari bahwa transformasi digital bukanlah tugas yang mudah. Prosesnya memerlukan komitmen dan kolaborasi dari semua pihak terkait. “Mitra-mitra digital ini ada untuk membantu organisasi lebih maju dan produktif, maka manfaatkan semaksimal mungkin partner-partner digital ini untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih baik di masa depan,” tutupnya.

PARTNER

Qlik’s vision is a data-literate world, where everyone can use data and analytics to improve decision-making and solve their most challenging problems. A private company, Qlik offers real-time data integration and analytics solutions, powered by Qlik Cloud, to close the gaps between data, insights and action. By transforming data into Active Intelligence, businesses can drive better decisions, improve revenue and profitability, and optimize customer relationships. Qlik serves more than 38,000 active customers in over 100 countries.

PARTNER

CTC Global Singapore, a premier end-to-end IT solutions provider, is a fully owned subsidiary of ITOCHU Techno-Solutions Corporation (CTC) and ITOCHU Corporation.

Since 1972, CTC has established itself as one of the country’s top IT solutions providers. With 50 years of experience, headed by an experienced management team and staffed by over 200 qualified IT professionals, we support organizations with integrated IT solutions expertise in Autonomous IT, Cyber Security, Digital Transformation, Enterprise Cloud Infrastructure, Workplace Modernization and Professional Services.

Well-known for our strengths in system integration and consultation, CTC Global proves to be the preferred IT outsourcing destination for organizations all over Singapore today.

PARTNER

Planview has one mission: to build the future of connected work. Our solutions enable organizations to connect the business from ideas to impact, empowering companies to accelerate the achievement of what matters most. Planview’s full spectrum of Portfolio Management and Work Management solutions creates an organizational focus on the strategic outcomes that matter and empowers teams to deliver their best work, no matter how they work. The comprehensive Planview platform and enterprise success model enables customers to deliver innovative, competitive products, services, and customer experiences. Headquartered in Austin, Texas, with locations around the world, Planview has more than 1,300 employees supporting 4,500 customers and 2.6 million users worldwide. For more information, visit www.planview.com.

SUPPORTING ORGANISATION

SIRIM is a premier industrial research and technology organisation in Malaysia, wholly-owned by the Minister​ of Finance Incorporated. With over forty years of experience and expertise, SIRIM is mandated as the machinery for research and technology development, and the national champion of quality. SIRIM has always played a major role in the development of the country’s private sector. By tapping into our expertise and knowledge base, we focus on developing new technologies and improvements in the manufacturing, technology and services sectors. We nurture Small Medium Enterprises (SME) growth with solutions for technology penetration and upgrading, making it an ideal technology partner for SMEs.

PARTNER

HashiCorp provides infrastructure automation software for multi-cloud environments, enabling enterprises to unlock a common cloud operating model to provision, secure, connect, and run any application on any infrastructure. HashiCorp tools allow organizations to deliver applications faster by helping enterprises transition from manual processes and ITIL practices to self-service automation and DevOps practices. 

PARTNER

IBM is a leading global hybrid cloud and AI, and business services provider. We help clients in more than 175 countries capitalize on insights from their data, streamline business processes, reduce costs and gain the competitive edge in their industries. Nearly 3,000 government and corporate entities in critical infrastructure areas such as financial services, telecommunications and healthcare rely on IBM’s hybrid cloud platform and Red Hat OpenShift to affect their digital transformations quickly, efficiently and securely. IBM’s breakthrough innovations in AI, quantum computing, industry-specific cloud solutions and business services deliver open and flexible options to our clients. All of this is backed by IBM’s legendary commitment to trust, transparency, responsibility, inclusivity and service.